“Alhamdulilah saya merasakan partisipasi warga terhadap program Gebrak Pakumis semakin meningkat,” jelas Misri.
Misri mengaku partisipasi dan dukungan masyarakat ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas pembangunan rumah pada yang diperbaiki dalam program Gebrak Pakumis ini. Terlebih menurut Misri saat ini dari data Dinas Perumahan, Permukiman dan Pemakaman Kabupaten Tangerang saat ini, terdapat 22 ribu rumah kumuh yang membutuhkan pembangunan. Semuanya tersebar di 29 kecamatan di Kabupaten Tangerang.
“Alhamdulillah sosialisasi yang dilakukan Dinas Perumahan, Permukiman dan Pemakaman Kabupaten Tangerang, kepada warga penerima bantuan juga ada hikmahnya sekarang warga semakin sadarbbahwa perlu adanya kebersamaan." tandasnya.
Sementra, Kepala Kepala Seksi Peningkatan Kualitas Permukiman pada Dinas Perumahan, Permukiman dan Pemakaman Kabupaten Tangerang Heru Herdiansyah menjelaskan mulai tahun 2012 hingga 2018 ini sudah ada 179 kawasan yang terdiri dari 5.964 unit rumah yang telah menjadi sasaran pada program unggulan Pemerintah Kabupaten Tangerang ini. Menurut Heru untuk mendukung program ini Pemkab Tangerang telah menggelontorkan anggaran sebesar Rp 73,9 miliar.
"Dibawah Kepemimpinan pak Zaki - Mad Romli ini program Gebrak Pak kumis masih tetap dilanjutkan dan masuk kedalam program unggulanbahkan akan ditambah menjadi Gebrak Pak Kumis Plus," terangnya.
Camat Jayanti Chaidir mengapresiasi program Gebrak Pak Kumis yang digagas oleh Pemkab Tangerang, menurutnya program unggulan ini sangat dibutuhkan warga Jayanti karena saat ini masih terdapat rumah kumuh, dengan adnaya bantuan program bedah rumah dari Pemkab Tangerang ini, bisa mengurangi rumah kumuh.
"Program unggulan ini harus didukung oleh seluruh warga Jayanti, karena langsung dirasakan manfaatnya." tandasnya.
Sementara itu mustopa warga kampung Kakulu Rt 01/03 Desa Dangder Kecamatan Jayanti mengaku pihaknya sangat berterima kasih dan menyambut baik program Gebrak Pakumis ini. Menurut Mustopa, bantuan langsung pembuatan bedah rumah ini sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat miskin termasuk dirinya.
“Sebelumnya wilayah kami merupakan daerah kawasan kumuh, selain ekonomi warganya berpenghasilan rendah, rumahnya juga terbuat sari bilik dan genteng rumpia, sekarang dengan mendapatkan program Gebrak Pakumis maka sudah tertata rapih,” jelasnya.