Print this page

Banjir Menerjang, Derita Datang Menerpa Warga Desa Kampung Jati

Banjir Menerjang, Derita Datang Menerpa Warga Desa Kampung Jati

detakbanten.com PUTUSSIBAU - Banjir yang melanda kota Putussibau (Kapuas Hulu) sudah hampir dua minggu, air banjir membuat akses jalan dan aktifitas warga terhambat bahkan ketinggian air sudah merendam rumah-rumah warga di beberapa titik.

Mirisnya hingga saat ini pemerintah daerah belum menyiapkan posko pengungsian bagi warga yang menjadi korban banjir, bahkan banyak warga yang membutuhkan bantuan terutama sembako namun hingga saat ini belum ada bantuan dari Pemkab Putussibau.

Salahsatu wilayah di Putussibau yaitu Desa Tanjung Jati merupakan desa yang parah terdampak banjir, ketinggian air hingga mencapai 3-4 meter sehingga warga harus mengungsi. Dan banyak harta benda yang tidak bisa terselamatkan seperti, Motor dan barang-barang elektronik, sofa dan lainnya.

WhatsApp Image 2020 09 17 at 15.01.18

Amram Jawas yang akrab disapa Agung, adalah warga Desa Kampung Jati yang menjadi korban banjir. Agung menceritakan kejadian banjir di desa kelahirannya dan dampak dari banjir terhadap warga Kampung Jati kepada detakbanten.com, Kamis (17/9/2020).

Hari ini Kamis (17/9/2020) menurut Agung, debit air sungai kapuas mulai naik lagi disebabkan hujan yang terus menerus mengguyur kota Putussibau. Meluapnya air dari hulu kapuas jadi sumber banjir di Putussibau, dan tergerusnya anak-anak sungai jadi salahsatu sebab aliran air dari hulu tidak terpecah ke anak sungai lagi.

WhatsApp Image 2020 09 17 at 15.00.38

Pada saat debit air semakin naik warga Putussibau dan sekitarnya yang mengungsi dan mencari tempat yang lebih tinggi serta menumpang dengan rumah keluarga yang belum banjir alias lapot (bahasa Putussibau).

Sementara itu, warga Desa Tanjung Jati secara geografis merupakan dataran rendah dan tidak menyatu daratan karena dipisahkan oleh sungai kapuas dan sungai Sibau dengan kota Putussibau, hanya jembatan layang sebagai akses jalan menuju desa tersebut dengan sepeda motor atau menggunakan perahu. Desa Kampung Jati sangat rentan terkena dampak banjir dengan ketinggian hingga 3 meter.

Lanjutnya, seperti saat ini ketinggian air yang semakin tinggi bahkan masuk ke dalam rumah dengan ukuran agak rendah sudah mulai mempersiapkan dan membuat panggung atau tempat tidur di dalam rumah yang lebih tinggi. Panggung tersebut buat untuk mengamankan dan memindahkan barang-barang mereka agar tidak terkena banjir.

WhatsApp Image 2020 09 17 at 15.00.21

"Banyak warga Desa Tanjung Jati mengungsi dan menumpang pada rumah kerabatnya yang belum terkena banjir atau Lapot, dan listrik pun mati. Jika debit air semakin naik warga Desa Tanjung Jati membuat panggung atau lipan pada malam hari, bahkan banjir warga yang rumahnya terendam air tidak ada yang tidur malam hari, karena mereka menjaga air yang naik. Jika air tetap naik mereka memindahkan dan mengungsi pada malam hari itu juga," ungkap Agung.

Namun warga yang memiliki rumah bertingkat mereka pindah ke tingkat dua untuk mengamankan segala barang-barang yang dianggap penting, sementara barang-barang yang terbuat dari plastik ada yang dipindahkan dan ada yang tidak.

Menurut Agung, Kejadian banjir pada tahun 2020 ini sama dengan kejadian pada tahun 2010, banjir boleh dikatakan besar akan datang pada setiap 10 tahun sekali. Semoga prediksi ini tidak benar.

WhatsApp Image 2020 09 17 at 14.59.24

Pada saat banjir banyak warga masyarakat yang memiliki motor roda dua menyimpan motornya di Jembatan Gantung yang menghubungan Desa Tanjung Jati dengan Kelurahan Kedamin Hulu. Dan ada masyarakat yang belum sempat memindahkan motornya ke tempat yang lebih tinggi sehingga motornya ada yang terendam air.

"Dengan suasana ini banyak digunakan warga Tanjung Jati yang memiliki perahu lebih besar untuk mengantarkan motor warga lainnya ke tempat yang lebih tinggi. Begitu besarnya sifat tolong menolong yang ditunjukan warga Desa Tanjung Jati ini," paparnya.

Agung berharap kepada Pemerintah Daerah kapuas Hulu untuk melindungi masyarakat dari dampak banjir baik berupa bantuan sembako dan posko pengungsian. Sesuai dengan amanat Undang-undang Pemerintah wajib melindungi warga/ masyarakat, semoga Pemkab Kapuas Hulu perhatian terhadap bencana banjir yang terdapak kepada warganya.

Tulisan diatas berdasarkan cerita dari Amran Jawas (Agung) warga Desa kampung Jati, Putussibau, Kapuas Hulu, Kalbar, kepada redaksi detakbanten.com.