Kegiatan peringatan Hari Kartini kali ini dirasakan berbeda, lantaran kegiatannya dilakukan oleh masing-masing sekolah dan melakukan devile berkeliling wilayah sekitar sekolah masing-masing dan menggunakan atribut yang menarik, mulai dari pakaian tradisional, kebaya, busana muslim, rombongan rebana, hingga iring-iringan marching band.

Kepala sekolah SDN 1 Sunan Giri, Dede Juariah mengatakan kepada detakbanten.com, kegiatan memperingati Hari Kartini ini dilakukan oleh masing-masing sekolah mengingat hal ini lebih efektif dan efisien.

"Bagi Kami yang penting seluruh siswa dapat mengenal para pahlawannya dan diharapkan bisa lebih menghargai dan mencintai para pahlawannya," ujar Dede.

Ditempat terpisah, Fuji salah seorang guru SDN 3 Muara Ciujung Timur (MCT) menuturkan, dirinya merasa bangga bisa menjadi seorang pemimpin upacara pada peringatan Hari Kartini kali ini, pasalnya selain dirinya merasa sebagai bagian generasi kartini milenia, ini juga merupakan nostalgia dimana dirinya dahulu juga merupakan mantan seorang paskibraka tingkat Kabupaten Lebak.

"Bangga rasanya bisa mengenang lagi masa-masa muda dulu waktu masih jamannya jadi seorang paskibraka, ditambah saat peringatan hari kartini ini, pelaksana atau petugas upacara, seluruhnya adalah wanita, semoga saja generasi muda sekarang tidak terbawa oleh arus perkembangan jaman yang serba kebarat-baratan, namun harus bisa belajar banyak dari sosok kartini yang bisa menjadi pionir bagi wanita Indonesia untuk masa yang akan datang," ujar Fuji.

Sambung Fuji, sebagai wanita pejuang pendidikan dimilenia ini, dirinya akan selalu berjuang untuk terus bisa mencetak kartini muda yang bisa mengharumkan nama Indonesia dimata dunia kedepannya nanti.