"Semoga pemerintah daerah, khususnya Kabupaten Lebak memperhatikan dan segera tanggap terhadap keadaan ini," kata Bhaskandi Kepala Sekolah MTs 2 Lebak pada Senin, (21/8/2017).

Bhaekandi mengatakan, pihaknya terpaksa melakukan pembagian jadwal masuk kelas, pasalnya dari total 634 siswa, sebanyak 216 siswa kelas 1 harus dibagi dua yaitu pagi dan siang hari. Sedangkan, untuk kelas 2 dan kelas 3 tetap dari pagi hingga siang hari.

Lanjut Bhaekandi, terkait kegiatan shalat berjama'ah, seluruh siswa dan para guru selalu melakukan shalat berjama'ah di halaman sekolah. "Sekolah kami selalu melakukan shalat berjama'ah dihalaman sekolah, walaupun dalam kondisi terik matahari," tuturnya.

Ditempat berbeda Yaman, salah seorang tokoh masyarakat setempat mengatakan, sangat prihatin terhadap keadaan murid MTs Negeri 2 Lebak yang kekurangan lokal, sehingga dalam melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM) harus bergantian memanfaatkan kelas terbatas. "Saya berharap semoga segera ada penambahan lokal, agar para siswanya merasa nyaman dalam belajar," imbuh Yaman. 

Sementara Pengelola Pondok Pesantren Da'ar El Khutub Khaelani menambahkan, pemerintah seharusnya memperhatikan MTs Negeri 2 Lebak, karena jika dibandingkan dengan SMP Satap di Lebak Selatan, pembangunannya sudah sangat memadai dan mewah, padahal jumlah muridnya tidak cukup banyak. "Begitu juga dengan Aliyah Negeri Bayah, keadaannya sama kekurangan ruang kelas," tutup Khaelani.