Agus salah seorang petani asal Cibobos, Kecamatan Cihara mengatakan sawahnya mulai diserang WBC sehingga menyebabkan batang padi mengering bahkan gagal panen. "Padi Saya sudah jelas gagal panen, karena tidak sempat mendapatkan penanganan dan pengendalian dari Distanbun Lebak," tutur Agus pada Rabu, (19/7/2017).

Kepala Bidang Sarana Prasarana Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Lebak Yuntani mengatakan, dari 1.022 hektare sawah yang terkena WBC hanya 10% yang terkena puso atau sekitar 148 hektare sawah. "Hal ini tidak berpengaruh terhadap target produksi, karena Distan juga berhasil mengendalikan ribuan hektare sawah agar tidak ikut gagal panen," ujar Yuntani.

Serangan hama WBC sudah terjadi sejak bulan Ramadhan kemarin namun sudah berhasil dikendalikan, bahkan dari 148 hektare sawah yang puso, sekitar 55 hektare mendapatkan pergantian dari jasa asuransi. "Area 55 hektare di Wanasalam sudah mendapat pergantian dari pihak asuransi, karena memang mendaftarkan sawahnya di AUTP," katanya.

Yuntani menghimbau agar seluruh petani sebaiknya mendaftarkan sawah miliknya kepada AUTP agar bisa mendapat perlindungan dan diklaim asuransi jika terkena bencana atau penyerangan hama yang tak terduga. "Jika dilindungi asuransi, petani bisa dapat pergantian, namun sekarang Pemkab Lebak juga sedang berupaya untuk mengajukan pergantian sawah yang puso namun tidak terdaftar AUTP," pungkasnya.