Wabup Lebak Baca Pusi Digelaran FSM 2018

Wabup Lebak Baca Pusi Digelaran FSM 2018

detakbanten.com LEBAK - Bedah Buku Antologi Puisi merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam ajang Festival Seni Multatuli 2018 yang diselenggarakan di Museum Multatuli Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Propinsi Banten, Kamis malam (6/9/2013).

Wakil Bupati Lebak, Ade Sumardi yang hadir diacara tersebut didaulat untuk membacakan puisi karya salah satu peserta lomba puisi yang dihimpun dalam buku Antologi Puisi.

Wabup Lebak juga mengapreseasi para kurator yang sudah berhasil menghimpun puisi kedalam buku Antologi Puisi ini, terutama kepada penyair Toto St Radik dan Sastrawan sekaligus akademisi Firman Venayaksa.

“Tentu tidak mudah menentukan puisi mana yang lolos kurasi hingga dapat diikutsertakan dalam Antologi Puisi yang bertemakan Multatuli ini,” ujarnya.

Wabup juga menambahkan, bahwa apreseasi yang diberikan tentu saja bukan tanpa alasan, karena banyaknya puisi yang yang diterima panitia sehingga diperlukan pengamatan dan seleksi ekstra ketat.

“Ini adalah bukti bahwa Multatuli mampu menginspirasi keragaman puisi bagi pegiat sastra di negeri ini,” tambahnya.

Puisi yang terhimpun dalam buku ini, seluruhnya bertemakan Multatuli, dalam buku setebal 350 halaman ini, terdapat kumpulan puisi hasil kurator panitia dari tanggal 11-14 Agustus 2018 lalu, sebanyak 920 judul puisi masuk ke meja panitia, hingga akhirnya terjaring naskah sebanyak 203 judul dari 142 penyari terpilih dari seluruh nusantara.

Untuk diketahui, Festival Seni Multatuli merupakan program Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementeriaan Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, yang digelar dari tanggal 6-9 Setember 2018 di Rangkabitung.

Dirjen Kebudayaan Kemendikbud RI, Hilmar Farid dalam memoarnya mengatakan, tingginya jumlah penyair yang mengirimkan sajaknya merespon Multatuli memperlihatkan betapa tingginya minat para penyair Indonesia dalam menggali khazanah pengalaman bangsa terjajah serta pegulatannya untuk tampil meretas belenggu kolonialisme dan feodalisme.

“Saya memberikan apreseasi setinggi-tingginya kepada para partisipan, selain itu Saya berharap buku Antologi Puisi ini dapat menimbulkan kesadaran bersama untuk menulis sejarah dan menghadirkannya dalam karya sastra," pungkas Hilmar.

 

 

Go to top