Print this page

Airin Dibelenggu Konspirasi Politik Busuk

Airin Dibelenggu Konspirasi Politik Busuk

detaktangsel.com– TANGSEL, Ungkapan anggota Dewan Pembina Partai Demokrat  Achmad Mubarok menyoal  penahanan Anas Urbaningrum oleh  KPK sangat menarik disimak dan ditelaah. Kata Mubarok, penahanan Anas  sebagai bentuk kekalahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Bocoran analis Mubarok mengindikasikan bahwa  SBY sebagai tokoh sentral partai telah termakan hasutan para ‘sengkuni’ internal Demokrat yang tidak menyukai Anas.  Anas jadi korban SBY. SBY jadi korban sengkuni.
Mubarok mencium sudah sejak lama Anas menjadi target para sengkuni di sekitar SBY. Para sengkuni merasa Anas memiliki potensi besar maju sebagai capres pada Pemilu 2014. Hal ini tentu menjadi ancaman bagi eksistensi para sengkuni yang tidak menyukai Anas.  Tidak mudah menerjemahkan pernyataan terima kasih Anas kepada SBY sesaat sebelum   ditahan KPK. Yang jelas, pernyataan itu merupakan gaya khas politik Jawa yang bisa ditafsirkan sebagai sindiran sekaligus perlawanan.
Dia merasa penahanannya karena masalah politik. Dan Anas bisa membuktikannya.
Diyakini Anas tidak akan tinggal diam diperlakukan tidak adil oleh para sengkuni SBY. Anas bukan tipikal politisi yang gampang frustasi menghadapi masalah.  Dia tetap memandang ke depan. Dia percaya ada skenario manusia ada skenario Tuhan.
Berangkat dari konflik ‘kebatinan’ yang membungkus Partai Demokrat, seolah  ada persamaan tapi tidak serupa dengan kondiri kebatinan Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany.   
Sejak  Tubagus Chaeri Wardana (TCW) alias Wawan, suaminya ditangani KPK, Airin mulai kehilangan pendukung satu per satu. Semua bawahannya diam-diam mengadakan perlawanan di bawah tanah. Bisik-bisik ke sana kemari. Mereka berkonspirasi untuk menjatuhkan atau melengserkan Airin.  
Kesan ini sangatlah kental  seorang Airin yang cerdas, merakyat, dan bersemangat membangun Tangsel, tiba-tiba  suka jalan di tempat. Kurang bergairah, semangatnya kendor, serta kurang enerji dan suplemen.
Ada apa Bu Airin? Kurang tidur pasti. Pikiran kusut jelas. Yang juga tidak bisa dipungkiri adalah  gelisah dan  galau. Raut muka Airin yang cantik berubah kusut itu terbaca lawan-lawan politiknya di sekitar pusaran kekuasaannya.
Entah Airin sadar atau tidak sadar, orang-orang yang loyal terhadap dirinya berbalik 180 derajat. Mereka  menggelindingkan isu busuk bahwa kekuasaan dan kekuatan Airin mulai labil sejak kakak iparnya, Ratu Atut Chosiyah ditangkap KPK.  Ada unsur kesengajaan mengawal isu Airin bakal diperiksa KPK terkait kasus pengadaan alat kesehatan (alkes).
Terjadilah proses pembusukan terhadap Airin. Kalau boleh pinjam istilah Ahmad Mubarok, kawanan Sengkuni gentayangan di lingkaran kekuasaan Airin. Istilah dalam pagelaran wayang kulit, ada episode yang diberi titel ‘goro-goro’ yang bertujuan untuk menjadikan Airin musuh bersama.
Di sini, momen ini, kawanan Sengkuni mencari ‘goro-goro’. Mereka blusukan meyebarkan kabar buruk tentang Airin sambil galang suara untuk dijadikan ‘senjata’ pemukul Airin. Bisa dibayangkan, bila praktik politik kawanan Sengkuni sukses, jelas kekuasaan Airin hanya menghitung hari.
Kasus pencairan APBD 2014 Tangsel tersendat misalnya, adalah test case yang dilakukan kawanan Sengkuni untuk menggerogoti kekusaan maupun kewibawaan Airin. Lambat laun, Airin kehilangan muka. Lalu, terciptalah opini bahwa Airin lebih mengutamakan Wawan, suaminya yang mendekam di rumah tahanan KPK. Akibatnya, tugas – tugas pemerintahan terabaikan dan diabaikan.
Jika opini tentang pencitraan keburukan Airin dilangsir dan dipublisir kawanan Sengkuni, maka Tangsel akan mengikuti jejak  Banten. Semua proses kinerja pemerintahan mengalami stagnan. Airin bakal dijadikan sasaran tembak. Unjung-unjungnya kelompok anti-Airin menjadi vonis bahwa Airin gagal memimpin Tangsel dan perlu dilengserkan dengan sosok yang kapabel serta akuntabel.
Skenario konspirasi menjatuh Airin baru masuki fase bisik-bisik. Bisa melalui SMS, BB, facebook atau twitter. Nah, sebaiknya Airin memarjinalkan masalah Wawan atau Atut untuk memproteksi gerakan perlawanan yang digalang musuh-musuh politiknya.
Benar apa yang diungkapkan Ahmad Mubarok: ada skenario manusia, ada skenario Tuhan. Hanya skenario Tuhan yang sulit dilawan. Sedangkan skenario manusia yakin Airin mampu mengerem agar langkah orang-orang yang dipercayai kembali ke kandang dan tidak bertindak  terlalu jauh untuk merontokkan kekuasaannya. (red)