Print this page

Cari Popularitas

Cari Popularitas

detaktangsel.com- EDITORIAL, Wacana calon presiden yang marak belakangan ini dinilai sekadar untuk kepentingan pemberitaan atau mencari popularitas dan jauh dari kesan serius. Kalau serius tentu tak sekadar capres yang diajukan, melainkan juga cawapres dari partai pengusung dan program yang ditawarkan.

Pihak-pihak yang berminat menjadi capres 2014 sebaiknya terlebih dahulu menyiapkan program pembaruan nasib rakyat Indonesia. Dengan kata lain, baiknya orang yang mau maju jadi capres itu harus mulai memikirkan bagaimana supaya nasib Indonesia berubah. Siapa pun yang maju harus memiliki pikiran yang cerdas yang mampu menerobos masalah.

Pencalonan sebagai presiden tak cukup hanya melalui penyebutan oleh pimpinan partai tertentu atau seremonial deklarasi. Keseriusan tak cukup hanya dengan bilang siap, harus ada konsep yang jelas untuk menyakinkan orang.

Sekarang orang milih capres tak cukup hanya orangnya, tetapi apa yang ditawarkan.

Pertemuan antarpimpinan partai yang terjadi juga masih jauh dari upaya pembentukan koalisi. Hanya sebatas simbiose untuk kepentingan ekspos atau publisitas.

Hasil survei berbagai lembaga menunjukkan adanya tren ketidakpuasan masyarakat atas kinerja pemimpin negara. Karena itu, jangan hanya ada kata siap menjadi presiden. Bahkan, harus menyiapkan program baru memperbaiki nasib rakyat.

Strategi pembentukan opini yang bertujuan untuk mencari popularitas atau pencitraan ini sangat meracuni pemikiran rakyat. Seolah rakyat dipaksa 'hak' pemikiran atau politiknya untuk menentukan pilihan. Sehingga terkesan pola komunikasi politik yang berlangsung menjelang Pemilu Presiden (Pilpres) mengalami degradasi arti pemahaman tentang proses pendidikan politik terhadap rakyat.

Sadar atau tidak, kedaulatan rakyat dalam menentukan sikap mengalami pemasungan. Akibatnya tanpa sadar pula rakyat dicekoki hitam-putih doktrin politik aliran. Sungguh tidak bijaksana jika proses politik yang membalut pemikiran rakyat seperti ini terus dipelihara. Karena, rakyat akan kehilangan identitas politik untuk menentukan pilihan.

Seharusnya rakyat mendapat 'kebebasan' untuk mendorong proses pemilihan presiden kepala daerah. Dengan demikian, rakyat punya andil besar untuk ikut terlibat langsung 'kelahiran' sang pemimpin.

Kenapa? Karena rakyat punya hak politik untuk memilih pemimpin. Jika proses politik ini terjadi, maka pemimpin yang terpilih pun mendapat legitimasi kuat dari rakyat.

Ini penting diciptkan atau tercipta dalam proses demokrasi. Sehingga rakyat bisa langsung mengawasi setiap kebijakan yang digulirkan pemimpin terpilih. Tanpa ada hubungan politik sedemikian kuat, maka akan tercipta harmonisasi politik, baik pada tingkat nasional maupun daerah.