Print this page

Sudah Tak Sejalan, Dewan Penasehat Partai Gerindra Cilegon Mundur

Mantan Anggota Dewan Penasehat DPC Partai Gerindra Kota Cilegon, Husen Saidan saat menunjukan surat pengunduran diri. Mantan Anggota Dewan Penasehat DPC Partai Gerindra Kota Cilegon, Husen Saidan saat menunjukan surat pengunduran diri.
detakbanten.com CILEGON  -  Tak cocok dengan keputusan partai anggota Dewan Penasehat DPC Partai Gerindra Kota Cilegon Husen Saidan, mengundurkan diri dari jabatannya. Alasan dirinya mengundurkan diri lantaran partai besutan Prabowo itu mengusung Sokhidin untuk berpasangan dengan Ratu Ati Marliati. Padahal sebelumnya partai telah mengusulkan Ketua DPC Gerindra Cilegon Awab untuk maju sebagai bakal Calon Walikota di Pilkada Cilegon.
 
"Saya mundur karena kecewa sebagian besar ditentukan oleh kader biasa untuk maju di Pilkada Kota Cilegon. Sementara itu dari DPP sebelumnya sudah disetujui Ketua DPC Gerindra Cilegon yaitu Haji Awab, tiba-tiba sekarang ditransferkan ke Sokhidin yang menurut saya kurang pas," kata Husen Saidan, Kamis (23/7).
 
Kata Husen, tidak hanya itu, para Dewan Penasehat DPC Gerindra Kota Cilegon selama ini tidak pernah dilibatkan dan diajak bicara oleh DPD Gerindra Banten terkait penunjukan Sokhidin sebagai calon calon Wali Wali Kota Cilegon mendampingi Ratu Ati Marliati.
 
"Partai Gerindra adalah partai terpimpin. Seharusnya tidak memberikan contoh yang sewenang-wenang kepada pengurus atau kadernya yang selama ini telah berjuang dan melakukan hal-hal untuk membesarkan Gerindra di Kota Cilegon. Namun, sekarang dapat kita lihat oleh pihak Gerindra kurang sehat dan melakukan kesewenang-wenangan," ungkap Husen.
 
Lebih lanjut Husen menjelaskan, pada saat pelantikan Dewan Penasehat dan Pengurus DPC Partai Gerindra Kota Cilegon beberapa bulan yang lalu, Ketua DPD Partai Gerindra Banten Desmon Junaidi Mahesa mengatakan, mereka akan mengusung kader sendiri sebagai calon Wali Kota Cilegon.
 
"Setelah mendengar bahwa Ketua DPC Partai Gerindra Kota Cilegon, Awab yang direkomendasikan sebagai calon wali kota, kita langsung menyambut baik dan siap memperjuangkannya demi perubahan. Tapi seiring berjalannya waktu, Gerindra malah mencari Sokhidin sebagai calon wakil, bukan sebagai wali kota. Kekecewaan saya sebagai dewan penasehat karena saya anggap Gerindra tidak berkomitmen," tuturnya.
 
Menurut Husen, Gerindra yang memiliki 6 kursi di DPRD Kota Cilegon lebih suka bertarung melawan petahana di Pilkada Cilegon 9 Desember mendatang.
 
"Gerindra yang punya 6 kursi di dewan disetujui kader sendiri untuk maju sebagai calon wali kota, bukan sebagai wakil," tandasnya.
 
Perlu diketahui detik-detik menjelang pilkada pada 9 Desember mendatang banyak petinggi partai yang tak sejalan dengan partainya atau membelot untuk mendukung calon penantangnya. 
 
Sementara itu, Ketua DPC Partai Gerindra Cilegon, Awab lebih memilih bungkam saat dimintai tanggapannnya oleh awak media saat ditemui di kediaman Husen. Ia juga enggan berbicara perihal dirinya apakah sudah mengundurkan diri dari partai Gerindra apa masih sebagai kader partai. Pasalnya ia sendiri maju mendampingi Iye Iman Rohiman sebagai bakal calon wakil walikota menggunakan kendaraan partai lain yakni PPP.
 
"No Comennt," ujar Awab. (man)