Print this page

Walikota Dinilai Gagal Pimpin Cilegon

Walikota Dinilai Gagal Pimpin Cilegon

detakserang.com- CILEGON, Belasasan Mahasiswa yang terkabung dalam Aliansi Pembawa Pembaharuan Cilegon (APPC), Ikatan Mahasiswa Cilegon (IMC), Jaringan Pemuda Mahasiswa Cilegon (JPMC), dan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor Pemerintahan Kota Cilegon, Selasa (20/5).

 

Para mahasiswa ini menuntut agar Pemerintah Kota Cilegon lewat Walikota Cilegon jangan hanya menghumbar janji terkait program-program pro rakyat yang di elu-elukan kepada masyarakat namun tidak ada realisasi yang jelas. Bahkan mereka menilai bahwa Walikota Cilegon, Tb Iman Ariyadi gagal untuk membangun kota Cilegon karena janji yang disampaikan tidak sesuai dengan bukti realisasi pembangunan yang terjadi di tengah masyarakat.

" Iman Ariyadi selaku Walikota Cilegon jangan mengubar-ubar janji manis terkait program pro rakyat yang realisasinya nihil, segera selesaikan pembangunan-pembangunan yang sudah dijanjikan sejak lama belum terlaksana diantaranya Pelabuhan Kubang Sari, Islamik Center dan Dinas Pendidikan, dan menuntut perbaikan infrastruktur jalan di Cilegon, karena itu salah satu hal yang akan menambah PAD Kota Cilegon," ungkap Hairul Alwan Korlap aksi dalam orasinya, Selasa (20/5).

Selain itu para mahasiswa juga mengatakan bahwa Pemerintah yang dipimpin oleh Tb Iman Ariyadi, gagal memimpin Kota Cilegon karena dinilai dari LKPJ yang disampaikan bahwa pemkot cilegon hanya melakukan banyak pemborosan pada penempatan anggaran yang tidak tepat sasaran.

" Kota Cilegon harus di Selamatkan dari Pemerintahan yang gagal, dari hasil LKPJ, terbukti dengan pos belanja Pegawai sebesar Rp 438.850.506.778. Ini pemborosan, ini sungguh sangat miris realisasi anggaran tidak sebanding dengan pelayanan di berbagai SKPD yang lamban dan terkesan molor dari waktu yang ditentukan," Tuturnya.

Bukan itu saja, Para mahasiswa juga membeberkan bahwa dari keseluruhan program yang dijalankan tidak terserap sesuai dengan apa yang disampaikan dalam LKPJ yang disampaikan.

" Program pemugaran rumah tidak layak huni hanya terserap 0.8 persen dengan anggaran sebesar Rp 3.709.425.000 hanya terserap hanya Rp 13.995.000dari total anggaran. Parahnya anggaran itu pun hanya digunakan untuk sebatas pendataan RTS, dan program nasional PNPM sebesar Rp 131.287.500 hanya terserap sebesar, Rp 25.624.800 atau sebesar 5,5 persen," Pungkasnya.

Sementara itu, hingga saat ini aksi mahasiswa tersebut masih berlangsung, belum satu pun terlihat perwakilan dari Pemkot Cilegon yang menemui para mahasisiwa, sedangkan aksi tersebut mendapatkan pengawalan ketat dari Polisi dan Pol PP.