Print this page

15 Tahun Cilegon Berdiri, Masih Ada Anak Putus Sekolah

Sosok Dipa dan adiknya harus berjuang hidup disaat anak-anak sebaya bersekolah dan bermain Sosok Dipa dan adiknya harus berjuang hidup disaat anak-anak sebaya bersekolah dan bermain

detakserang.com- CILEGON, Program pemerintah kota cilegon untuk mengedepankan aspek peningkatan mutu pendidikan terus digencarkan salah satunya dengan memberikan pendidikan gratis pada usia yang telah mencapai 15 tahun.

Hal ini jadi berbeda dirasakan oleh Dipa, salah satu anak berusia 13 tahun ini harus menghentikan langkahnya menggapai cita-cita bekerja sebagai pemungut sampah.

Dipa Harus meninggalkan buku-buku, peralatan sekolah dan masa pertumbuhan menimba ilmu, demi membantu orangtua mencari rejeki diusia yang masih dini. Bukan itu saja, pantauan detakserang.com dilapangan Wahyu dan Aji, adik Dipa yang masih berusia 8 dan 5 Tahun ini turut terjun ditengah kerasnya terik matahari untuk membantu kakaknya mengais sampah demi sampah di Seputaran Jalan di Kota Cilegon.

" Setahun pak, saya sudah melakukan pekerjaan ini, bagaimana mau lanjutkan sekolah, kalau uang tidak ada" Terang Dipa yang tengah meminum sebuah aqua gelas sambil menghela nafas bersama adik-adiknya untuk beristirahat, Jumat (18/4).

Dipa mengatakan bahwa dirinya tidak sanggup melanjutkan sekolahnya lantaran biaya sekolah yang tergolong mahal dan harus membantu orangtuanya.

" Tidak ada uang mas, ini aja saya tiap hari pungut sampah untuk beli beras bantu orangtua" tandas lelaki kecil yang tinggal di Lingkungan Cikerut, Kecamatan Cibeber, Kota Cilegon.

Dipa mengatakan hampir sehari dirinya dapat mengumpulkan uang hingga mencapai 6ribu rupiah setiap dirinya mengumpulkan sampah dan menjualnya ke pengepul.

" Sekilo saja seribu rupiah, biasanya 6 kilo itu sudah besar, ya dapat lah saya 6ribu rupiah". Ungkapnya.

Keterbatasan ini dialami dirinya bersama adik-adiknya karena profesi orangtua mereka yang tidak begitu beruntung hanya sebatas menjadi kuli kasar.

" Bapak cuman kuli kasar, itu juga kerja di tempat buat genteng, makanya saya harus bantu orang tua. Pungkas Dipa penuh malu-malu sambil memberikan sisa gelas minuman kepada adik-adiknya.