“Karena covid ini kan bukan segi kesehatan saja, tapi kemudian ekonomi. Ada memang APBD nanti yang tetap kita alokasikan untuk itu,” kata Endang.
Lebih lanjut Endang mengungkapkan, kegiatan pembangunan yang sempat tertunda akibat pandemi Covid-19 sejak awal 2020, akan coba direalisasikan dalam APBD Cilegon 2021.
“Karena itu juga kan dibutuhkan masyarakat, baik pembangunan secara fisik ataupun non fisik, kita alokasikan untuk itu juga,” ujarnya.
Politisi Partai Golkar itu juga mengatakan, peralihan kepala daerah yang diperkirakan pada awal 2021 tidak akan menghambat pelaksanaan dan realisasi APBD Cilegon.
Ia mengatakan, siapa pun yang menjabat sebagai pemimpin di Cilegon harus melaksanakan program dan pengeluaran sesuai dengan APBD yang telah ditetapkan.
Siapapun nanti, jadi harus mengikuti yang sudah ditetapkan oleh kita,” tuturnya.
Sementara itu, Walikota Cilegon, Edi Ariadi menjelaskan, Pemkot Cilegon masih tetap fokus dalam penanganan Covid-19.
Meskipun dari total anggaran Belanja Tak Terduga (BTT) APBD Cilegon 2020 untuk penanganan Covid-19 baru terserap sekitar 30 persen.
“Iya harus lah, Covid kan tetap mempengaruhi,” ujarnya.
Edi mengungkapkan, jika BTT APBD Cilegon 2020 untuk penanganan Covid-19 tidak terserap seluruhnya, anggaran tersebut masih dapat digunakan untuk tahun berikutnya.
Sedangkan untuk APBD Cilegon 2021, kata Edi, Pemkot dan DPRD Cilegon telah menyepakati anggaran untuk penanganan Covid-19 sekitar Rp3 milar.
“Kita anggarkan baru sekitar 3 miliar,” tandasnya. (man)