Print this page

Terkatung-Katung di Laut Selama 7 Hari, TNI AL Temukan Nelayan

Terkatung-Katung di Laut Selama 7 Hari, TNI AL Temukan Nelayan

detakbanten.com, CILEGON – KRI Rigel 933 berhasil mengevakuasi seorang nelayan bernama Ari Agus Arman Harianto (24), dalam kondisi stabil namun lemah di perairan Pulau Panjang Komplek Anak Gunung Krakatau Lampung. Saat itu KRI Rigel 933 tengah melaksanakan survey Anak Gunung Krakatau, Minggu (30/12/2018).



Ari diketahui merupakan warga Lampung yang beralamat di Jalan Sukaraja, Desa Kenari, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan.

Diketahui, KRI Rigel adalah kapal Bantu Hidro Oseanografi (BHO) dengan Komandan Letkol Laut (P) Agus Triyana. Hanla merupakan kapal jenis Multi Purpose Research Vessel (MPRV) dengan peralatan survei canggih diantaranya Side Scan Sonar, Automatic Weather Station, Echosounder Multibeam laut dalam dan Singlebeam, Peralatan Conductivity Temperatureand Depth (CTD), serta Gravity Cores dan juga dilengkapi Boat Sounding (SV).

Guna memberikan pertolongan kesehatan secara maksimal kepada Ari, Komandan Lanal Banten Kolonel Laut (P) Baroyo Eko Basuki,  memerintahkan Kepala Balai Pengobatan Lanal Banten untuk mengirimkan mobil ambulance dan menjemput nelayan tersebut di KRI Rigel – 933 pada saat sandar di dermaga PT. Indah Kiat Merak dan segera dibawa ke UPTD Puskesmas DTP Kelurahan Mekarsari Merak untuk mendapatkan penanganan.

Pada saat dievakuasi oleh mobil ambulance BP Lanal Banten, Ari menceritakan bagaimana dirinya bisa bertahan selama tujuh hari di laut.

“Sebelum ditolong oleh KRI Rigel, saya berada di Pulau Panjang Lampung sedang memancing ikan. Saat sedang memancing, perahu tiba-tiba langsung dihantam oleh Tsunami akibat erupsi Gunung Krakatau. Saya berusaha menyelamatkan diri dengan memegang puing-puing bekas perahu yang dihantam tsunami,” jelasnya.

Ari mengaku bisa bertahan hidup dengan memakan biji ketapang dan minum air mineral sisa-sisa yang mengapung dilaut selama tujuh hari.

"Selama terkatung-katung di laut, saya bertahan hidup makan biji ketapang dan minum air mineral sisa," ujarnya. 

Sementara itu, Komandan Lanal Banten, Kolonel Laut (P) Baroyo Eko Basuki mengatakan pasca kejadian tsunami Selat Sunda kami terus melakukan pertolongan dan evakuasi. 

“Paska terjadinya bencana alam Tsunami Selat Sunda, kami (TNI AL), terus berperan aktif melaksanakan evakuasi dan pertolongan dengan mengerahkan Personel dan unsur Kapal Patroli serta mendirikan Posko Kesehatan,” jelas Kolonel Laut (P) Baroyo Eko Basuki.