Print this page

Batas Toleransimu Luntur, Coy......

Batas Toleransimu Luntur, Coy......

detaktangsel.comCELOTEH - Aaaach parah! Seminggu sudah suasana kebatinan Abimanyu tidak karuan. Selain muka bermuram durja, akhir-akhir ini suka menyendiri.

Tidak peduli di tengah keramaian ngopi di warung Kang Yanto. Abimanyu tidak banyak bercanda. Senyum pun terkesan pelit.

Teguran Mpok Munaroh tidak digubris. Padahal Abimanyu kesesem ama janda muda ini. Mpok Munaroh jadi enggak enak hati.

Putri tunggal Engkong Haji penasaran atas perubahan sikap Abimanyu. Bak sosok inteljen. Mpok Munaroh blusukan cari tahu.

"Jupri tahu enggak kenapa Abimanyu kok suka diam diri?" tanya Mpok Munaroh.

"Kamu tolak cintanya kali!" seru Jupri.

Mpok Munaroh cengar-cengir dengarin jawaban Jupri. Hidung tampak kembang kempis. Cewek yang bahenol ini merasa gede rumongso (GR).

Janda kembang ini terpancing celetukan Jupri. Seolah apa yang disampaikan Jupri benar adanya. Mpok Munaroh makin gairah mengodain Abimanyu.

Tidak peduli banyak mata memandang. Mpok Munaroh melakukan pedekate. Abimanyu tetap diam dan tidak bersuara. Sebaliknya Mpok Munaroh meringsek, menyeruput kopi Abimanyu. Namun, Abimanyu tetap cuek bebek terhadap sikap Mpok Munaroh.

"Muna, rayuanmu tidak mempan menaklukkan gunung es yang sedang anggot," kata Kacim Babah.

"Abimanyu sedang enggak enak hati. Kalau udah begini, Abimanyu biasanye cuek bebek ama apapun termasuk diri elu, Muna."

Nasihat atau peringatan Kacim dianggap angin berlalu. Mpok Munaroh makin agresif mencairkan suasana kebatinan Abimanyu. Segala upaya dilakukan. Padahal tidak biasanya Mpok Munaroh melakukan hal ini sama siapa saja, termasuk kepada Abimanyu.

Pelanggang warung Kang Yanto merasa heran terhadap perubahan pada diri Mpok Munaroh dan Abimanyu. Yang sudah-sudah, justreru Abimanyu agresif mengodain Mpok Munaroh. Kali ini sebaliknya.

Aji Wesi Kuning sangat memperhatikan perilaku dua insan tersebut. Kebetulan Aji akrab banget ama keduanya.

Aji berbisik ama rekan sekampusnya, Jaya Putra Petir. Tema bisikannya seputar toleransi dan kemunafikan.

"Jay ada kemunafikan di balik canda asmara antara Abimanyu dan Mpok Munaroh. Juga telah hilang nilai-nilai toleransi. Coba perhatiin deh Jay," kata Aji.

Perjaka tong-tong ini tidak langsung mencaplok bisikan atau provokasi Aji. Maklum, Jay tidak mengambil disiplin ilmu komunikasi percintaan. Maknya, Jay diam saja.

Diam-diam Jay sangat perhatikan pertempuran hati Mpok Munaroh dan Abimanyu. Karena, sebetulnya Jay pengen ada cewek yang merayunya. Namun, tidak ada seorang pun cewek yang hadir di hatinya sekian puluh tahun. Apalagi cewek seperti Mpok Munaroh.

"Sudahlah Ji. Biarkan mereka berusan dengan kafir mereka masing-masing. Kita urus aja kafir sendiri-sendri," tutur Jay.

Jay enggan berkomentar panjang lebar. Pria keturunan etnis Jawa ini tahu batas kesopanan, kesantunan, dan toleransi. Tidak heran jika Jay sering menaruh toleransi terhadap orang lain. Sedangkan orang lain tidak pernah toleransi ama Jay ketika sedang tidak punya rokok sebatang sekalipun.

Kira-kira asumsi Jay, Abimanyu telah kehilangan atau korban toleransi. Sehingga mantan aktivis kampus dan partai ini mengalami peradangan batin. Mungkin, ada sesuatu memasung hatinya.

Tidak seperti biasanya. Selain suka bercanda dan murah senyum, Abimanyu ringan tangan dan bukan panjang tangan. Tidak heran ada perubahan sedikit pun yang membalut, Abimanyu jadi buah bibir. Kebetulan, untuk sementara, Mpok Munaroh juga kesesem ama Abimanyu. Jadilah monolog kebatinan demikian mendalam dirasakan Mpok Munaroh.

Meski tidak bergayung sambut, Mpok Munaroh tidak sakit hati. Malah sebaliknya, Abimanyu dirayu abis tanpa memedulikan orang lain.

Tiba-tiba terdengar Abimanyu merintih. Suaranya sampe terdengar di ruang pertemuan keluarga. Sambil merintih, Abimanyu berteriak lantang.

"Batas toleransimu luntur, coy.....," teriakan Abimanyu berkali-kali.

Subali Cokroningrat, adik kandung Abimanyu bergegas masuk kamar dan membangunkan abangnya.

"Bang, bangun.....bangun!"serunya.

Abimanyu kaget dibangunkan.

"Ada apa, Li?" tanya Abimanyu.

"Abang ngimpi serem kali. Saat tidur teriak-teriak tidak karuan dan ngacau."

Abimanyu sadar ternyata telah mimpi buruk dirayu Mpok Munaroh saat ngopi di warung Kang Yanto. Lebih sadar lagi, Abimanyu mimpi akibat suasana batinnya sedang meradang menyusul kepikiran batas toleransi di dunia pergaulan makin pudar.