Print this page

Kelangkaan Elpiji Mulai Hampiri Bogor

Kelangkaan Elpiji Mulai Hampiri Bogor

BOGOR-Sepekan pasca kenaikan gas 12 kg yang dilakukan oleh PT Pertamina (persero), kelangkaang gas khususnya ukuran 3 kg sudah terjadi di Bogor. Hal itu dipicu karena banyak pengguna gas 12 kilo bermigrasi ke gas ukuran 3 kg.

Kondisi tersebut, dibuktikan dengan sejumlah agen gas elpiji kehabisan stok, karena banyak warga yang tiba-tiba memborong gas 3 kg secara besar-besaran.

Salah satunya adalah Saleh (32), pemilik pangkalan elpiji di Pasar Gunung batu. Pengiriman elpiji 3 kg selalu terlambat dan dibatasi, padahal sebelumnya tidak pernah dibatasi.

Saleh mengatakan bahwa kelangkaan terjadi disebabkan adanya pengurangan pasokan menjelang Natal dan Tahun Baru akan ada kenaikan gas 12 kg. Namum, kata dia yang terjadi dilapangan harga elpiji 3 kg pun sudah naik dari harga Rp14.500  menjadi  Rp18.000 pertabungnya.

Senada juga diungkapkan oleh Hendro HB Wibowo agen PT Bintama Eka Nusa mengatakan, jelang gembar-gembor kenaikan dari pertamina, memang permintaan untuk gas ukuran gas 3 kg terus meningkat itu tercatat dari jatah ditiap pengecernya hanya 165 tabung bertambah menjadi 220 perpangkalan.

Namun, kata dia mengenai penambahan dari pengecer tidak diakomodir. Karena sesuai kuota jatah dari pertamina perbulannya hanya 55.000 tabung, padahal permintaannya mencapai 65.000. jumlah tersebut, dibagikan kembali kepada 12 pangkalan yang menajdi konsumennya, dimana perharinya mengeluarkan 1680 tabung gas.

“Untuk harga sejuah ini masih tetap tidak ada kenaikan pertabungnya dijual seharga Rp13.250. kalau pengecer bisa menjual Rp14.500-15.000. Stok masih aman untuk satu bulan ini, karena saya selalu menyisakan 30 persen dari jumlah tabung yang dijualnya,” imbuh Hendro.

Meroket harga gas 12 kg Rp145.000 pertabungnya. Membuat masyarakat pemakaian gas 12 kg beralih ke gas 3 kg seperti yang diungkapkan Devi Ria Yustini (34). Dirinya, seminggu lalu sudah tidak lagi menggunakan gas elpiji 12 kg, karena harganya yang mahal mencapai Rp145.000.

“Sebelumnya saya beli hanya Rp90.000, namun sekarang sudah dua kali lipat. Jadi mau tidak mau beralih ke 3 kg karena lebih murah,” ungkapnya.

Namun, karena pengalihan ini, stok 3 kg makin sulit di dapat, karena banyak yang mencarinya, disamping murah, banyak dari mereka yang beralih.  

Sementara itu, Kepala Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bogor, Bambang Budianto mengatakan, stok gas 3 kilo dari pertamina masih aman, namun untuk menjaga kelangkaan yang terjadi, pihaknya sudah meminta stok penambahan kepada pertamina untuk di Kota Bogor.

“Masih relatif stabil. Namun, kelangkaan pasti terjadi, karena pengalihan gas 12 kg ke 3 kg,” tandasnya. (rul)