Print this page

Jembatan Ambruk Di Jalur Padat Caringin

Bogor- Jembatan Caringin ambruk,Perjalanan arah Sukabumi macet total.mimggu(10/110dt Bogor- Jembatan Caringin ambruk,Perjalanan arah Sukabumi macet total.mimggu(10/110dt

BOGOR- Hampir tiga pekan para pengguna jalan Ciawi-Sukabumi harus melewati kemacetan parah pasca ambruknya jembatan di jalan Cimande, Caringin, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor.

Pengemudi truck PT Aqua, Ustab (55)mengungkapkan hampir sepanjang hari menghabiskan waktu di jalan, hingga berjam-jam karena harus mengantri melewati jembatan Caringin yang hanya bisa dilewati satu jalur.

Kata dia, dari pabrik ia membawa kurang lebih 10 ton air mineral dari pabrik pengisian ulang di Cicurug, Sukabumi pukul 06:00 dan sampai lokasi jembatan pukul 09:30 wib.

"Jarak dari pabrik ke jembatan di Caringin kurang lebih 20 kilometer, namun waktu tempuh 3 jam lebih." terangnya.

Ustab menambahkan bahwa antrian kendaraan saat akan berangkat menuju Jakarta sudah terasa sejak di Cigombong perbatasan Bogor-Sukabumi dan antrian kendaraan lebih parah lagi bila bertepatan pada saat libur.

"Antrian kendaraan bisa mengular hingga 20 Kilometer. Pada Selasa kemarin, saya berangkat dari Cicurug pukul 20:00 dan sampai tujuan di Pondokgede pukul 03:00 dini hari," keluh Ustab.

Senada diungkapkan Aming (35)pengemudi colt angkutan umum Bogor-Sukabumi, yang sengaja memilih melewati jalan alternatif dari terminal Barangsiang melalui jalan Batutulis-Cihideung-Cijeruk dan keluar di Cigombong.

"Rute jalan sebetulnya melambung hanya untuk melewati Caringin, tapi saya tidak mau terjebak berjam-jam di jalan," katanya.

Selain rute jalan tersebut memutar, jalur itu bisa dibilang ekstrim dengan jalur berkelok dan turun-naik. Sehingga biaya untuk bahan bakar pun bertambah, biasanya untuk satu kali perjalanan 1 rit (pergi-pulang) Rp 100 ribu. Karena jalan memutar makan pergi-pulang bisa habis Rp 200 ribu. "Untuk itu, saya naikan ongkos saya dari Rp 25 ribu menjadi Rp 40 ribu untuk satu penumpang," katanya.

Sementara itu, seorang penumpang, Suhendar (27) mengaku awalnya keberatan dengan kenaikan tarif, namun karena ia juga memerlukan waktu lebih cepat, maka tidak ada pilihan lain.

"Kemacetan hampir setiap hari, dan sangat parah pada jam aktivitas (pagi-sore,red) atau hari libur. Saya tidak mau waktu terbuang di jalan daripada jualan saya di pasar," imbuhnya.

Kepala Harian Proyek Pengerjaaan Jembatan Caringin, Andri mengatakan untuk normalisasi jembatan yang ambruk beberapa pekan lalu diperlukan kurang lebih 2 bulan. Tahap pengerjaan saat ini dengan memprioritaskan membangun kembali jembatan dan dapat dilalui 2 jalur kendaraan dalam pembangunan sendiri dilakukan oleh sekitar 20 orang pekerja harian dibantu oleh 30 personil pasukan tentara TNI AD (Yon Zipur).

"Saat ini sudah dalam tahap pengerasan landasan jalur kendaraan Ciawi-Caringin. Dan bisa dilewati 2 jalur kendaraan," katanya.

Andri menambahkan bahwa jembatan dengan ketinggian 20 meter di atas sungai Butowereng mempunyai struktur tanah yang labil sehingga untuk menguatkan pondasi jembatan dibuat turap menggunakan batu (kawat brojong).

"Kami masih mengkwatirkan bila cuaca hujan dan kontur tanah turun kembali. Untuk itu sistem jembatan juga kami gunakan hidrolik sebelum pembetonan keseluruhan jembatan nantinya," terang Andri.

Sementara kurang lebih 20 personil Polisi Lalu Lintas diturunkan untuk mengatur antrian kendaraan sepanjang 20 kilometer, terutama di titik lokasi jembatan. Hal itu dikarenakan kondisi jembatan masih dilalui satu jalur secara bergantian ditambah volume kendaraan bertonasi besar yang melewati sehingga antrian memang cukup panjang.

"Kami turunkan 12 personil Polisi Lalu Lintas dari Sektor Ciawi, Sektor Caringin dan Sektor Cijeruk serta 8 personil dari Polres," ungkap Kasatlantas polres Bogor, Ajun Komisaris Muhammad Chaniago. (rul)