Print this page

Ruas Jalan Jadi Kubangan Kerbau

Ruas Jalan Jadi Kubangan Kerbau

detaktangsel.com- BOGOR, Musim hujan menyebabkan sejumlah ruas jalan di Bogor tergerus dan rusak berat. Sejumlah kendaraan harus susah payah dan berhati-hati agar tidak kehilangan keseimbangan saat melintasi jalan. Kondisi ini akan terus berlanjut hingga musim hujan usai.

Jalan rusak akibat tergerus hujan ini kerap menimbulkan kemacetan parah. Sebab, pengendara memperlambat laju kendaraannya saat melintasi jalan berlubang. Di Kota Bogor, ruas Jalan Empang, Jalan Pahlawan, Jalan Lawanggintung, Cipaku, Pamoyanan, Bantarkemang, Batu Tulis, Otista, Ciheuleut, Perum Bantarjati, Cilendek, Jalan Pemuda bahkan hingga Jalan Sholeh Iskandar dan Jalan Johar sangat memerihatinkan. Masyarakat yang hendak beraktivitas mau tidak mau harus melintasi jalan rusak ini. Mereka seperti sedang melakukan wisata jalan rusak.

Dari pantauan di lapangan, kerusakan jalan bagaikan jerawat dan komedo, sebab lubang-lubang berukuran sedang terlihat samar dari arah kejauhan membuat pengendara motor harus waspada. "Kerusakan jalan ini menimbulkan kemacetan, karena setiap kendaraan memperlambat laju kendaraannya. Ini membuat saya rugi, sebab biasanya menuju Ciapus bisa 6-7 kali balik, sekarang hanya 4 atau 5 balikan," ungkap Joni (22) sopir angkot jurusan Ciapus-Ramayana.

Buruknya drainase juga menyumbang kerusakan jalan. Ditambah sejumlah kendaraan yang melintas dengan kapasitas melebihi tonase memperparah kerusakan jalan. "Genangan air dan kendaraan yang melebihi tonase merusak jalan," ungkap Agus Sobari, Koordinator Perbaikan Jalan dan Drainase Dinas Binamarga dan Sumber Daya Air Kota Bogor.

Namun demikian, Agus mengaku pihaknya telah mengurug jalan berlubang dengan kerikil di beberapa titik ruas jalan yang dianggap rawan kecelakaan lalulintas. "Untuk sementara ini baru mengurug jalan dengan kerikil yang dicampur pasir lalu dipadatkan," tambah Agus.

Menurutnya, pengaspalan jalan baru akan dilakukan setelah musim hujan berakhir. Jika pengaspalan dilakukan pada musin hujan, maka akan cepat rusak. "Setelah musim hujan, semua jalan yang rusak akan mulus kembali, tidak seperti sekarang ini," janjinya.

Namun demikian, kerusakan jalan seperti di Jalan Pajajaran, Solis, Tajur dan Juanda merupakan tanggunjawab Pemerintah Pusat dan Provinsi Jabar. "Tugas kami hanya memperbaiki jalan milik kota saja. Kalau jalan protokol kewenangan pusat atau provinsi," ungkapnya.

Tidak hanya di Kota Bogor, warga Kabupaten Bogor pun merasakan dampak negatif dari tingginya curah hujan belakangan ini yang mengakibatkan hancurnya beberapa ruas jalan di sana. Dari data yang dihimpun, hampir 70 persen jalanan di kawasan Tegar Beriman hancur akibat hujan ekstrem yang terjadi belakangan ini.

Tidak ada penambalan untuk jalan-jalan yang rusak. Semua dibiarkan begitu saja. Sebut saja Jalan Mayor Oking yang menghubungkan Cibinong dan Citereup. Kondisinya rusak parah, hampir sepanjang jalan tersebut dihiasi lubang menganga hingga kendaraan yang melintas terpaksa menurunkan kecepatan dan tak jarang terjadi kemacetan. Kedalaman lubang di jalan tersebut berkisar antara 5 hingga15 cm dengan diameter lubang paling kecil adalah 10 cm. Bahkan, diameter lubang terbesar ada yang mencapai satu badan jalan penuh.

Menanggapi hal tersebut, Kabid Pemeliharaan Jalan, Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBMP) Kabupaten Bogor Cucu Gumuruh mengatakan, para pengemudi akan mengalami hambatan hingga musim hujan berakhir. Pasalnya, DBMP baru akan memperbaiki jalan usai musim hujan. "Tak ada perbaikan jalan selama musim hujan. Kalaupun dilakukan perbaikan jalan, akan mubazir. Sekarang masih musim hujan, jika diperbaiki kemudian rusak lagi, hamya menghamburkan anggaran saja," ungkap Cucu.

Tidak adanya penjelasan dari pemerintah mengenai jadwal perbaikan jalan ini membuat sebagian warga kesal. Menurut mereka, seharusnya perbaikan jalan sudah dilakukan 8 bulan lalu, malah dibiarkan begitu saja. Sementara kondisi jalan makin rusak parah dan bekas betonisasi yang dibiarkan tak rata. "Pemeritah sempat membangun jalan tersebut dengan jalan beton. Entah mengapa pekerjaan jalan tidak dilanjutkan dan dibiarkan begitu saja," ungkap Anwar, Warga RT 01/01, Desa Cipambuan, Kecamatan Babakanmadang.

Nasib warga dan penggguna kendaraan bermotor yang melintas di Desa Cipambuan juga harus menikmati jalan berlubang. Jalan di desa tersebut sudah hancur. Bahkan kondisinya sudah bukan seperti jalan, tetapi lebih mirip kubangan kerbau dengan berbagai ukuran.

Menurut warga, jalan di desa ini sudah hancur sebelum musim hujan datang. Namun hingga saat ini tidak ada upaya dari Pemerintah Kabupaten Bogor untuk memperbaiki jalan tersebut. Padahal, sejumlah jalan tadi merupakan akses utama warga di sana.

Lubang menganga juga ditemukan di jalan utama menuju kantor Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor. Jalan Tegar Beriman itu rusak digerus hujan. Salah satu titik terparah adalah di depang Gedung KONI. Lubang dengan diameter 70 cm yang bisa membahayakan para pengguna jalan di lokasi tersebut. Bahkan tak jarang, lubang itu menjadi penyebab kecelakaan sepeda motor.

Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBMP) Kabupaten Bogor Edi Wardani mengungkapkan, lubang itu akan dibiarkan sebari menunggu musim hujan usai. "Inikan masih musim hujan. Jadi perbaikan hanya dilakukan alakadarnya saja sambil menunggu musim panas tiba." ungkap Edi Wardani. (rul)