Print this page

Ratusan relawan IPB, awasi hewan ternak

ph2BOGOR- Guna memberikan penyuluhan dan tata cara pemotongan atau penyembelihan hewan kurban di Hari Idul Adha 1434 Hijriah, nanti. Institut Pertanian Bogor (IPB) menerjunkan 695 orang gabungan dari mahasiswa dan dosen untuk disebarkan lokasi-lokasi pemotongan hewan kurban.

"Kami juga terjunkan tiga dokter hewan untuk memantau semua petugas lapangan sekaligus menjadi pembimbing mahasiswa yang berada di lapangan yang tengah memantau prosesi penyembelihan hewan kurban," ujar Ketua Panitia Pelatihan dan Penanganan Hewan Kurban, IPB di  Masjid Az-Zikra, Sentul, Babakan Madang, Minggu (13/10). 

Hal itu dilakukan, untuk memastikan layak atau tidaknya hewan untuk dijadikan kurban. Hewan tersebut harus dapat memenuhi unsur kesehatan dan kesejahteraan.

Menurutnya hewan kurban layak dipotong setelah berumur di atas 2 tahun. Itu bisa dilihat dari dua gigi tanggal (gigi kelinci) yang berada di bagian depan mulut hewan sapi atau kambing. "Secara kasat mata, untuk melihat kesehatan hewan dapat diperhatikan juga dari mata, alat kelamin, air liur dan kelincahan hewan," ungkapnya. 

Pihaknya mengharapkan agar para pengkurban juga tidak menilai bobot hewan dari gemuk atau besarnya seekor hewan. karena jika menilai hal tersebut  bisa saja sapi gemuk bukan berisi daging melainkan lemak atau kandungan air.

"Untuk melihat berdaging, bisa dirasakan, dengan memegang bagian pinggul atau paha hewan," tambah dia.

Untuk proses menyembelih hewan diusahakan dengan posisi tertidur dan dipotong dengan memutus nadi leher. Dengan posisi terlentang, diharapkan aliran darah turun, terbuang sehingga tidak ada darah tertinggal.

Dan diusahakan agar ketika menyembelih tidak terlihat hewan lain, dan memang terikat dengan benar serta disembelih menggunakan pisau tajam dan terpenting saat pemotongan hewan tidak mengalami stress.

"Hal ini dilakukan agar hewan tidak stress," ucapnya.

Bila hewan disembelih pada saat stress, bisa dilihat setelah dipotong mata hewan masih berkedip, darah tidak lancar keluar melainkan masuk ke otak, sehingga sulit mati.

Bagi hewan stress, kematian hewan bisa 10-15 menit, sedangkan bila hewan tidak stress, dalam waktu kurang dari 3 menit. Dan yang paling berbahaya bisa darah hewan tidak terbuang, maka proses pembusukan daging makin cepat dan daging korban mudah terkontaminasi kuman.

Sementara itu, Dekan Fakultas Kedokteran Hewan, Srihadi Agungpriyono mengatakan bahwa umat muslim mempunyai keinginan untuk melakukan penyemblihan sendiri, tidak dilakukan di Rumah Pemotongan Hewan (RTH).

"Euforia umat untuk melakukan pemotongan hewan dilakukan di masjid atau ditempat umum, namun kadang tidak melakukannya dengan standar kesehatan dan kesejahteraan hewan yang baik," katanya.

Untuk itu, guna membantu peranan pemerintah untuk memberikan edukasi kepada panitia-panitia kurban, Idul Adha, IPB menerjunkan 695 baik mahasiswa dan dosen untuk memberikan pengetahuan kepada panitia kurban.

"Relawan tersebut disebar di Kabupaten dan Kota Bogor, Depok dan Jakarta sejak Jumat (11/10) lalu," tandasnya. (rul)