' Kiamat Sugro ' Landa Sukamakmur, 5968 Jiwa Diungsikan

' Kiamat Sugro ' Landa Sukamakmur, 5968 Jiwa Diungsikan

detaktangsel.com- BOGOR, 5968 Jiwa dari 1967 KK yang tinggal di empat desa yakni, Desa Sukamakmur RT01/03, Desa Cikoneng Babakan Epek RT03/05, Desa Cibadak, dan Desa Pabuaran terpaksa diungsikan ke lokasi aman. Pasalnya daerah tersebut mengalami retakan permukaan tanah yang menyebabkan jalan dan rumah disana ambruk dan bergeser.

Pergeseran tanah tersebut diakibatkan adanya pergeseran batuan di bawah tanah akibat curah hujan lebat selama sepekan. “Ini merupakan peristiwa longsoran terbesar dalam awal tahun ini,” ujar Kabid Program dan Pelaporan BPBD Kabupaten Bogor, M Fahrullah, kemarin.    

Menurutnya, akibat pergeseran tanah ini, enam jalan sepanjang 400 meter  yang merupakan penghubung menuju Kecamatan Sukamakmur ambles 50 sentimeter dan bergeser 8 meter sehingga mengakibatkan aktifitas masyarakat lumpuh total. Daerah tersebut, berdasarkan letak geografis Kabupaten Bogor masuk ke dalam Zona Merah retakan tanah.

“Saat ini kami akan fokus untuk bencanan disana, karena ini kejadian luar biasa, dan butuh penanganan yang cepat,” ungkapnya.  

Paska bencana lanjut dia, akan dilakukan pengkajian ulang apakah akan ada relokasi atau tidaknya. Karena untuk relokasi perlu ada pengkajian dari semua dians terkait seperti ESDM. Tata Bangunan dan DKP mengenai ketersedian air disana. Tapi yang terpenting ada kajian dari Badan Vulkanologi apakah daerah tersebut masih layak untuk di huni atau tidak.

Pemda sudah menyiapkan anggaran jika memang dilakukan relokasi, asalkan dari pihak desa sudah mempersiapkan tanahnya. “Pokoknya masih banyak tahapan dan proses untuk relokasi. Tapi yang terpenting saat ini akan memfokuskan untuk perbaikan hunian di seluruh kecamatan yang terkena bencana. Taksiran kerugian akibat bencana ini sekitar Rp 4,715 milyar,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Sub Seksi Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, Budi Aksomo dilokasi bencana mengatakan, ada 170 personil gabungan yang terdiri dari BPBD, PMI, TNI Polri, Tagana turun dalam proses evakuasi ini.

“Kita terus berupaya menyisir desa-desa yng memang terisolir dan rawan bencana, untuk mengungsi sementara sampai daerah yang ditinggalinya dirasa aman,” ungkapnya.  

Sejauh ini, pihaknya masih terus mengalirkan bantuan tanggap darurat kepada masyarakat selama satu minggu ini. Tapi jika dirasa kurang dan masih belum aman daerah tersebut akan dilanjutkan. “Jawaban utama bagi warga disini adalah relokasi, karena jalan yang ada sudah terputus dan lokasi tempat tinggal mereka sangat rawan longsor,” terang Budi.

Untuk data sementara, rumah yang terdata ada 118 dengan rincian, 50 rumah  ambruk, 38 rusak sedang dan 30 rumah yang terancam. Namun, kata dia data tersebut masih tentatif, karena sulit diprediksikan bisa saja ada penambahan di lapangan, pasalnya wilayah Bogor masih diguyur hujan.

“Kita terus memantau seluruh wilayah. Ada empat KK yang tidak mau dievakuasi, namun timnya masih bekerjasama dengan elemen lain, untuk memberikan pengertian kepada mereka untuk pindah,” tambah Budi.

Menurutnya, dari lima desa yang diterjang longsor titik yang terparah di Kampung Gombong, Desa Cibadak, Sukamakmur. “Untuk sementara warga ditempatkan di rumah warga yang lebih aman, namun tetap pihaknya membuatkan tenda darurat dan dapur umum,” tambahnya.

Salah seorang warga Desa Cibadak  Endang Suparja mengungkapkan, kejadian ini baru pertama kali terjadi, karena biasanya longsoran tanah hanya kecil dan itu menimpa sawah saja. “Ini yang terbesar sampai jalan terbelah dan menyebabkan rumah ambruk,” imbuhnya,

Dirinya berharap pemerintah bisa merelokasi warga disini, karena melihat kondisi yang ada sudah tidak mungkin daerah ini ditinggali oleh masyarakat. Karean hampir 75 persen kampung ini hancur akibat bencana ini.  (rul)

 

 

Go to top