Print this page

Sebelum Tertembak Brigadir Satu Nurul Affandi,Sempat Tiga Kali Ganti Baju

Sebelum Tertembak Brigadir Satu Nurul Affandi,Sempat Tiga Kali Ganti Baju

detaktangsel.com- BOGOR, Suasana mendalam dirasakan pihak keluarga, kerabat dan tetangga pada saat jenazah Brigadir Satu Nurul Affandi, anggota Reserse Kriminal Polisi Polsek Klapanunggal yang tewas ditembak perampok, tiba di rumah duka di Jalan Mesjid Al- Huda, Kampung Sawah, RT 01/11, Kelurahan Tengah, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Jumat (10/1)malam.

Jenazah korban datang ke rumah duka sekitar pukul 20:50 wib menggunakan peti yang dibungkus dengan bendera merah putih, setelah dilakukan otopsi di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta.

Bahkan suasana isak tangis pun tidak bisa terbendung oleh Lita Wahyuni (26) istri korban. Pasalnya pasangan suami istri tersebut baru saja dikaruniai seorang anak laki-laki yang mereka beri nama Muhamad Zaidan.

“Sebelum Sholat Jumat atau sekitar pukul 11:50 wib saya sempat mengirim SMS ke suami saya untuk menanyakan apakah dia (suami,red) sudah makan atau belum," kata dia.

Namun, oleh korban SMS tersebut tidak dijawab, karena sudah merasa tidak enak hati, istri korban pun setelah Sholat Jumat usai dirinya, kembali menghubungi suaminya. “Setelah sholat Jumat tapi saya tidak tahu persis jam berapa saya telepon dia lagi, tapi tidak diangkat-angkat, saya awalnya berfikir jika dia sedang sibuk,” kata dia sambil berurai air mata.

Menurut Lita, dirinya pun mempunyai firasat buruk sebelum suaminya itu menghembuskan nafas karena ditembak oleh perampok. Karena sebelum berangkat bekerja ada pekerjaan dan tindakan tidak wajar yang dilakukan suaminnya sebelum berangkat bertugas di Polsek Klapanunggal. “Tidak seperti biasanya hari ini sebelum berangkat bertugas sempat tiga kali berganti-ganti baju,” ungkap dia.

Sebelumnya, hal yang sama menimpa warga Cikaret, RT4/ 1, Kelurahan Harapanjaya, Kecamatan Cibinong digegerkan dengan aksi keji perampok bersenpi yang melukai tangan korbannya dengan pistol.

“Kejadiannya itu, hari Kamis (9/1) tepatnya pas adzan magrib. Warga yang mau solat berjamaah berhamburan keluar, karena mendengar letusan pistol. Saat dihampiri, satu orang lengannya mengeluarkan banyak darah,” tutur Amin (47).

Menurut keterangan warga, saat itu ada empat orang yang terlibat perkelahian dan berujung dengan tiga kali suara tembakan. “Katanya pemilik motor itu melawan perampoknya. Tapi akhirnya korban di tembak tangannya. Kemudian warga membawa korban ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibinong,” terangnya.

Sebagai penyangga ibukota Jakarta, Bogor rupanya menjadi lahan empuk bagi para perampok untuk melakukan aksi rampoknya. Alhasil, hampir setiap pekan media memberitakan kejadian pencurian dengan menggunakan pistol.

Warga pun mengaku resah dengan pencurian bermotor (ranmor) bersenpi yang berkeliaran di wilayahnya. Dalam satu minggu lebih dari tiga kali perampok bersenpi beraksi di wilayah Cikaret.

“Dua hari yang lalu, kami mengepung pencuri yang hendak ngambil motor milik pegawai Pemadam Kebakaran (Damkar). Pelaku sudah terpojok, tapi dia (rampok, red) mengeluarkan tembakan, warga pun lari berhamburan menyelamatkan diri masing-masing,” papar pria yang kesehariannya jaga parker ini.

Di Cikaret, lanjut dia, pencurian dengan kekerasan (curas) selalu menggunakan senjata api saat beraksi. Warga pun tak berkutik saat pemilik kendaraan menangis meminta tolong.

 “Daripada kami mati ditembak lebih baik diam. Seharusnya betul-betul memberantas perampok yang memilki pistol, karena sangat meresahkan warga,” harapnya. (rul)