Proyek Normalisasi Asal Keruk, Bantaran Irigasi Ambrol

Bantaran kali ambrol akibat pengerukan proyek normalisasi. Bantaran kali ambrol akibat pengerukan proyek normalisasi. Iday

detakbanten.com KAB. TANGERANG - Proyek normalisasi yang asal-asalan membuat jalan irigasi Sungai Cidurian ambrol. Peristiwa terjadi Jumat (29/9) sekitar pukul 08.30 WIB. Padahal, proyek Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) ini sebelumnya pernah disidak Komisi IV DPRD Provinsi Banten, akhir Agustus lalu.

Warga menyebut proyek pengerukan normalisasi dilakukan asal-asalan. Soalnya, saluran yang dikeruk melewati batas pondasi jalan. Sehingga tanah labil dan longsor. Akibatnya, jalan yang berada di sisi sungai ikut ambrol sepanjang lima meter. Perangkat desa akhirnya memasang garis pengaman di sekeliling lokasi yang ambrol.

Atas kondisi ini sejumlah warga khawatir lokasi ambrol membahayakan pengendara saat malam hari. ”Bahaya mas, lalu lintas di sini ramai baik malam dan siang. Di sini kan (lokasi ambrol-red) tidak ada penerangan jalan, bisa saja terjadi kecelakaan tanpa kita prediksi,” ujar salah satu warga Desa Tobat, Kecamatan Balaraja, Muhamad Nana.

Dikatakannya, saluran air yang ambrol mencapai dua meter. Masalahnya tak sampai di sini saja, kedalaman air di bawah irigasi mencapai dua sampai tiga meter. ”Kalau begini, selain kecelakaan si pengendaranya juga bisa mati kelelep,” tambah Nana.

Hal senada dikatakan Sekdes Tobat Hendrawan. Menurutnya pelaksana pekerjaan, tidak pernah berkoordinasi dengannya. Sehingga ambrolnya jalan membuat warga yang melintas khawatir.

"Ambrolnya jalan ini akibat pengerukan normalisasi sungai, untuk saat ini warga kami himbau agar berhati-hati melintas di jalan ini" terangnya

Diketahui, proyek senilai Rp17 miliar ini bersumber dari APBN. Jaringan tersebut merupakan titik sentral pengairan bagi 50 ribu hektare areal persawahan di tiga kecamatan yakni Balaraja, Sindangjaya dan Pasarkemis. Sayang saat pengerukan, proyek dari program Nawacita yang dikelola PT Dolar Lestari Mandiri ini ternyata tidak dipasang papan proyek. Padahal, proyek normalisasi telah berjalan sejak April lalu.

Pada saat disidak dahulu, Anggota Komisi IV Muhammad Nawa Sa'id Dimyati mengatakan, pihaknya telah meminta pengelola proyek untuk memasang papan sesegera mungkin. ”Harus dong, ini kan sebagai bentuk transparansi dan legitimasi proyek itu sendiri,” tandasnya, beberapa waktu lalu.

 

 

Go to top