Ulfi, Sang Pengais Sisa Minyak Curah

Ulfi, Sang Pengais Sisa Minyak Curah

detakserang.com- SERANG, Meski usianya baru menginjak 14 tahun, Ulfi tak kalah gesit dalam urusan mencari biaya hidup. Warga Lebak Wangi, Kecamatan Serang, Kota Serang ini harus 'berkelahi' dengan waktu.

Empat tahun sudah Ulfi melakoni hidup sebagai pengais sisa minyak curah. Satu per satu jeregen diisi minyak curah goreng.
Dengan bermodalkan busa yang diikatkan dengan seutas tali, Ulfi mengambil tetes demi tesan minyak yang masih tersisa dalam jerigen.

Ulfi telah ditinggal bapaknya untuk selama lamanya ini, harus cepat-cepat mengais minyak yang masih tersisa dari jerigen-jerigen Karena jeregen-jeregan yang barusan turun dari mobil akan segera diisi dengan minyak yang baru.
Ulfi yang biasanya mengais minyak di salah agen minyak di Pasar Induk Rau Kota Serang, tidak hanya sendirian. Ia bersama
puluhan anak seusia melakoni pekerjaan ini.

Tak mengiraukan cuaca panas, rasa capek, dan badan berlumur minyak, Ulfi mengais dari pagi hingga menjelang sore. Tak sepadan dengan jerih payahnya sehari. Hanya lima botol minuman instan yang dapat dikumpulkan.

Biasanya, Ulfi menjual hasil mengais minyaknya kepada seseorang membeli Rp4 ribu per botol. Hanya 20 ribu per hari yang Ulfi dapatkan.

"Cukup tak cukup harus cukup. Yang penting, saya bisa buat beli makan sekeluarga sudah senang. Kalau tidak mengais minyak nanti Ibu tidak bisa beli beras dan adik adik aku tidak bisa jajan" ujarnya.

Semenjak bapaknya meninggal dunia, ia menuturkan, ibunya tidak bisa bekerja. Karena ibunya harus menjaga adik-adiknya di rumah.

"Semenjak di tinggal bapak, Ulfi sebagai tulang punggung keluarga. Karena saya adalah anak laki laki satu-satunya dalam keluarga," ungkap Ulfi.

Anak yang hanya bisa menikmati bangku sampai kelas 5 SD ini menambahkan, keluarganya hanya mendapatkan bantuan dari pemerintah berupa beras raskin. Namun sudah beberapa bulan ini tidak lagi mendapatkan. Bahkan untuk berobat ke Pukesmas, keluarganya harus membayar. (Mow)

 

 

Go to top