Pengamat Menilai Ada Agenda Politik Terselubung Dibalik Pertemuan Dua Kader Senior PDIP Tangsel

Pertemuan dua tokoh senior PDIP Kota Tangsel TB Bayu dan Heri Gagarin. Pertemuan dua tokoh senior PDIP Kota Tangsel TB Bayu dan Heri Gagarin.
detakbanten.com TANGSEL - Pertemuan dua tokoh senior PDIP Kota Tangsel TB Bayu dan Heri Gagarin, membahas masalah penanganan Covid-19 di Tangsel secara komunikasi politik terlalu 'receh'  dan ada agenda terselubung kata pengamat.
 
"Secara komunikasi politik terlalu remeh atau receh lah itu, kalau mereka cuma bahas covid-19, ada hal yang lain dibahas dari kedua tokoh tersebut," ujar Adib Miftahul Pengamat Politik dan Kebijakan Publik dari UNIS kepada awak media, ketika diminta tanggapi pertemuaan dua politisi senior Tangsel dari partai berlambang banteng moncong putih, Senin (6/4/2020). 
 
Menurut Adib, ada yang lebih penting pembahasan kedua politisi tersebut, misalnya terkait merajut kekuatan politik menuju pilkada nanti. Adib mengingatkan trek record mereka berdua, kalau dilihat dari perjalanan politik, mereka pernah berseberangan dan perlu diingat mereka memiliki pendukung fanatik sampai akar rumput di Tangsel. Dan sama-sama pernah menjadi nahkoda PDIP Tangsel, jadi pertemuan tersebut kental dengan pilkada nanti, khususnya partai mereka PDIP.
 
"Mereka masing-masing punya pendukung fanatik yang sampai ke akar rumput, ini menurut saya ada sesuatu yang dibahas diluar itu, yang lebih penting, karena bagaimana pun sampai saat ini rekomendasi PDID itu belum turun, jadi semua pihak menurut saya mempunyai kesempatan yang sama merebutkan tiket rekomendasi itu salah satunya saya sebagai pengamat komunikasi politik, melihat yang dibicarakan mereka adalah tak jauh dari pilkada tangsel itu, terlalu receh mereka kalau ngomongin covid-19," terang Adib.
 
Adib mengatakan disela wabah virus corona yang melanda Tangsel, sangat dibutuhkan masyarakat peran langsung oleh tokoh politik, partai dan kandidat bakal calon walikota. Dalam kerangka komunikasi politik ada sebuah prestasi yang bisa dikapitalisasi dalam politik, dan untuk unjuk diri kepada akar rumput salah satu dengan bakti sosial wabah virus corona.
 
"Ada sebuah momen yang bisa dikapitalisasi menjadi prestasi, karena masyarakay akan melihat bahwa prestasi itu akan menjadi brending dan akan ingat brand awarness politik," jelas Adib.
 
Lanjut Adib, KPU RI sudah menunda tahapan pilkada serentak 2020, karena wabah pandemi Covid-19 yang menerpa Indonesia, kemungkinan bisa saja di tunda pelaksanaan pilkada menurut Adib. Ini membuka peluang bagi siapa saja untuk maju didukung partai dengan meningkatkan elektebilitas. 
 
"Semua tokoh politik atau bacawalkot dengan adanya corona bisa mulai dari nol lagi semuanya, mereka punya peluang besar untuk meraih simpati masyarakat Tangsel," katanya.
 
Adib menilai pertemuan kedua tokoh yang yang berseberangan itu bisa dimaknai sebagai misi penyelematan partai, karena seperti diketahui PDIP Tangsel terancam tidal memiliki kader untuk diusung menjadi Cawalkot. Adib menganggap kedua tokoh senior PDIP Tangsel ini turun dimaknai penyelematan partai.
 
Apa yang dilakukan oleh TB Bayu dan Heri Gagarin untuk menyelematkan psikologis kader akar rumput yang kecewa, karena hingga saat ini isu yang berkembang tidak ada kader partai yang diusung.
 
"Bagaimanapun mereka ingin menyelamatkan psikologis kader pada akar rumput yang kecewa karena sampai detik ini kan jadi isunya tidak ada kader partai yang diusung, begitu, lebih mementingkan kader diluar, bisa juga dikatakan penyelamatan rekrutmen partai politik, karena bagaimana pun, PDIP ini kan partai pemenang pemilu, tapi sungguh ironis PDIP tidak merekomdasikan kadernya sendiri, jelas ini yang akan dikerjakan mereka berdua menurut saya untuk membangkitkan kembali semangat sikologis kader dibawah, yaitu kader akar rumput." pungkasnya.
 

 

 

Go to top