Jelang Pilkada, Kader Moncong Putih Tangsel Terpecah

Ilustrasi (net) Ilustrasi (net)
detakbanten.com TANGSEL - Salah seorang kader PDIP Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Tb Bayu Murdani, membeberkan bahwa saat ini terjadi perpecahan antar anggota atau kader partai, khususnya diranah akar rumput.
 
Diungkapkannya, hal itu disebabkan banyak kader-kader militan partai yang merasa kecewa, ditambah ketua DPC PDIP Kota Tangsel saat ini, tidak membaur dan tidak punya etika.
 
“Kalau kubu-kubuan memang sudah ada. Hari ini Wanto sebagai ketua DPC tidak pernah bisa berbaur tidak punya etika, tidak punya norma. Jadi, kalau hanya bicara dikalangan intitusi partai, lah dia ketua partai kok, cuma ke smping kiri, samping kanan tidak pernah dia lakukan. Wajar kalau kemudian ada teriakan dari senior-senior partai,” kata Bayu, saat ditemui di kediamannya, Perumahan Panorama Serpong, Kecamatan Setu, Rabu (18/3/2020).
 
Bayu menilai, timbulnya perpecahan yang terjadi, bukanlah kesalahan dari kader partai, melainkan karena sosok ketua DPC yang kurang mengayomi, dan lupa untuk menghargai orang, utamanya adalah kader yang sudah berjuang dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) pada 2019 lalu.
 
“Calon kemaren itu dipilih 100, 200, 300 orang, ada isi, dihargai tidak?, kumpulin dong, Caleg DPR RI, Caaleg DPRD tingkat I, Caleg DPRD tingkat II. Kan lu kemaren, orang lagi gendong bayi lu paksa suruh nyalon, uang susunya habis, uang vitaminnya habis buat nyalon, itu sensitif. Jadi kalau dibilang pecah ya memang pecah, dari sembilan kursi di DPRD Kota Tangsel jadi delapan, pecah tidak?, pecah. Bukan pecah ke atas, tapi pecah ke bawah,“ terang mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tangsel 2014-2019 itu.
 
Lebih lanjut, saat ini beberapa orang kader internal PDIP Kota Tangsel tengah maju dalam penjaringan sebagai bakal calon Walikota Tangsel. Menurut Bayu, saat ini yang telah mendaftar akan merasa kecewa, dan akan semakin meperuncing perpecahan diakar rumput, apabila partainya merekomendasikan orang dari luar partai.
 
“Sekarang begini, hargai dong internal partai, ada Drajat, wabilkhusus ada Gagarin, hargai dong, tanya. Kalau dia nyalon adalah hak nya, kalau diterima sampaikan penerimaannya, kalau tidak diterima sampaikan juga. Tetapi kecendrungan DPP tidak pernah melihat itu, dibuka pendaftaran, digodok, masuk penggodokan, finish enggak start juga enggak. Kecewa enggak kader partai, kecewa, terus lantas menyalahkan partai, ohh tidak, partai tidak salah, yang salah oknum partainya, banyak oknum partai di DPP yang merajalela. PDIP satu komando kalau bicara orang Megawati, diluar itu, palsu, oknum, termasuk Hasto,” tuturnya.
 
Meski, saat ini kondisi partainya di Tangsel sedang tidak baik, Bayu sebagai kader militan partai yang di ketua Megawati Soekarno Putri itu, tetap optimis menjelang kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Tangsel mendatang. Oleh karena itu dirinya sudah mempersiapkan untuk membentuk sebuah forum komunikasi kader PDIP Di Kota Tangsel.
 
“Tapi tidak pesimis menghadapi pilkada, harus optimis, kondisi saat ini kan belom ketahuan, baru katanya. Tinggal penentuan sikap partai terhadap figur yang direkomendasikan oleh partai. Forum komunikasi kader banteng Tangsel, ini langkah, ada sebuah kerinduan kalanfan akar rumput, untuk konsiltasi, karena sekarang konsultasi ada dipilah dipilih. Ada orang Putri, Gagarin, ada banyak tersebar loyalis Bayu Murdani. Saya tidak melihat itu, mau orang Putri, mau orang Gagarin, mau orang Wanto, saya bicara kader,” pungkasnya. (KB)

 

 

Go to top