Tanpa Permisi, Pasang Patok Batas Tol Serang-Panimbang Di Tengah Area SD Negeri Cilayangguha

Tampak patok batas proyek jalan tol serang panimbang tertanam di halaman SDN Cilayangguha.(ft by Faiz) Tampak patok batas proyek jalan tol serang panimbang tertanam di halaman SDN Cilayangguha.(ft by Faiz)
detakbanten.com, SERANG - Pelaksana proyek pembangunan jalan tol Serang-Panimbang PT WIKA Serang Panimbang (WSP), dianggap arogan oleh Pihak sekolah dengan memasang patok batas tanpa sepengetahuan pihak Sekolah Dasar (SD) Negeri Cilayangguha Kecamatan Cikesal Kabupaten Serang.
 
Proyek tol Serang-Panimbang ini menelan biaya Rp 10,4 triliun yang melewati 14 kecamatan dan 48 desa atau kelurahan di Banten. 
 
Hal tersebut diungkapkan oleh pihak sekolah, mereka merasa diremehkan dan disepelekan oleh pihak pembuat jalan Tol Serang-Panimbang lantaran berbuat seenaknya dan tanpa koordinasi atau sepengehuan pihak sekolah dalam lakukan suatu tidakan di lingkungan sekolah mereka.  
 
"Kita menyayangkan tindakan mereka yang tidak ada tatakramanya pada kami disini, padahal selama ini kita tidak pernah melarang atau merasa keberatan dengan pembangunan tersebut, tapi ko seenaknya ajah mereka," ungkap salah seorang guru kelas 4 sekolah dasar negeri Cilayangguha Kecamatan Cikesal Kabupaten Serang, Sunanih, di sela sela belajar mengajarnya.
 
Sunasih juga menuturkan,Tindakan pihak pelaksana proyek jalan tol saat membongkar tembok belakang sekolah dilakukan secara diam-diam, namun juga soal patok yang ada didalam sekolah pemasangannya tanpa ada pemberitahuan pada pihak sekolah.
 
"Masalah patok yang ada didalam halaman sekolah itu tidak ada yang mengetahui, tau tau sudah ada, Saya tidak tau terkait patok itu, tau tau sudah ada ajah disitu, kapan dipasangnya kita ga tau, saat bongkar tembok belakang sekolahpun demikian, mereka seolah olah mencuri kelalaian kita, ketika membongkar kondisinya sore hari tidak ada siapa siapa tidak ada guru." Jelasnya.
 
Padahal, lanjut Sunanih, jika melihat patok yang ada sekarang itu berada di tengah tengah sekolah, itu berarti sekolah ini akan habis tergusur oleh proyek tol Serang-Panimbang  tersebut.
 
"Ya otomatiskan sekolah ini akan kena bongkar, padahal awalnya sekolah ini hanya kena sedikit katanya, hanya beberapa meter saja, Namun berjalannya waktu, ko patok itu bergeser jadi berada di tengan sekolah. Sehingga kalau ditarik lurus, ya habis sekolah ini." Terangnya.
 
Sementara itu, Kepala sekohlah Dasar Negeri (SDN) Cilayanggahu Entin Suhartini menyayangkan tindakan dari orang-orang proyek tol tersebut, padahal, sejak awal  awal pembangunan tol Serang-Panimbang itu pihaknya sudah sangat terganggu. dari suara bising alat-alat berat, dan juga efek dari aktifitas proyek yang membuat ruangan kelas sering terjadi getaran-getaran bahkan suara kerasnya getaran yang ditimbulkan hingga membuat  kramik lantai pada copot dan genteng pada berjatuhan.
 
"Saya baru disini baru 8 bulan mas, dan sejak saya disini juga  masih ada getaran itu. Karna pemasangan tiang pancang. Dan terkait kerusakan itu, kita telah perbaiki, saya langsung pasang lagi, dan itu biayanya saya anggarkan dari biaya bos. Tidak minta dari siapapun. Apalagi dari pihak tol,"tuturnya.
 
Entin juga menerangkan, keluhan yang ada juga bukan hanya dari para guru, dari siswapun sama. Selain bising dan terganggu. Akses jalan mereka dari rumah menuju sekolah juga susah kondisinya, Karna rumah mereka banyak yang berada di sebrang tol. Sedangkan sekolah ini berada di area tol.
 
"Mereka bilang sangat terganggu dengan aktifitas yang ada, tidak dapat konsrentasi belajar lantaran suara dan aktifitas yang ada sangat jelas terlihat dari jendela kelas karena memang proyek tol tersebut berada persis menempel dengan tembok kelas," terangnya.
 
Walaupun saat ini sudah ada jembatan tol yang sedikit mengurangi masalah, lanjut Entin, namun debu dari tanah merah di area belakang sekolah yang memang tepat lokasi proyek tol tersebut kini mengganggu ketika musim panas, dan becek dan licinnya jalan yang buat bahaya mereka menuju sekolah dan pulang sekolah saat ini.
 
"Kita berharap pemerintah daerah cepat merelokasi kami dari sini, jangan rencana dan rencana saja, tampa ada realisasinya, karna kegiatan kami telah lama terganggu, sudah hampir satu tahun ini lebih, sejak proyek tol Serang-Panimbang dikerjakan,  mereka para siswa jadi tidak nyaman belajar, dan kamipun sama,"tandasnya.
 

 

 

Go to top