Taklukan Sriwijaya fC Di Bali, Persita Lolos Ke Liga 1

Taklukan Sriwijaya fC Di Bali, Persita Lolos Ke Liga 1
detakbanten.com BALI —Setelah mengarungi musim kompetisi Liga 2 2019 sejak Juni lalu, Persita akhirnya bisa memastikan diri lolos ke kasta kompetisi tertinggi di sepak bola Indonesia, Liga 1. Kepastian satu tiket ke Liga 1 ini diperoleh usai Persita unggul dramatis lewat adu pinalti saat berhadapan dengan Sriwijaya FC di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali di gelaran semifinal pertama Liga 2 2019. 
 
Persita memastikan melaju ke final Liga 2 2019 dan sekaligus mengamankan satu posisi di Liga 1 musim depan. Sebuah capaian yang luar biasa dan tentunya sesuai dengan target yang dipasang Persita sejak musim Liga 2 tahun ini digelar. 
 
Datang ke Bali setelah menyelesaikan pertandingan di Babak 8 Besar di Palembang, Persita memang dihantui masalah stamina pemain. Maklum, jeda waktu antara Babak 8 Besar dan Semifinal juga sangat pendek. Belum lagi waktu perjalanan dan recovery untuk seluruh pemain pun sangat singkat. 
 
Menghadapi Sriwijaya yang sudah dua kali takluk oleh Persita di Babak Penyisihan tak membuat anak asuhan Widodo C. Putro lengah. Persita tetap menerapkan sejumlah strategi taktikal yang bisa menghalau pergerakan Sriwijaya FC. 
 
Sejak menit awal pertandingan, Persita sudah terlihat kewalahan. SFC pun gencar melakukan serangan demi serangan. Namun kekuatan kedua kubu yang berimbang tampaknya membuat peluang dan serangan pun berimbang. Di menit awal, ada beberapa peluang Persita yang tercipta, namun belum bisa membuahkan gol. 
 
Persita sedikit pincang ketika di sekitar menit ke-11 Chandra Waskito harus ditandu keluar lapangan karena cedera. Redi Rusmawan yang menggantikannya pun diharapkan bisa menambah daya gedor Pendekar Cisadane. Namun impian kembali buyar ketika Sirvi Arvani pun harus keluar lapangan menyusul Kito. Diego Banowo masuk menggantikan sang top scorer sementara Liga 2 2019 itu. Namun hingga turun minum, skor masih bertahan 0-0. 
 
Memasuki babak kedua, Persita masih terus harus menerima gempuran serangan dari Sriwijaya. Di babak kedua ini pun Sriwijaya mendapatkan banyak peluang, terutama dari set piece tendangan bebas. Namun kiper Persita Annas Fitranto yang tampil cemerlang di pertandingan ini masih bisa menyelamatkan Persita dengan baik. 
 
Di sekitar menit ke-73, Sriwijaya berhasil melesatkan bola ke gawang Persita namun gol tersebut lantas dianulir wasit. Hingga peluit babak kedua dibunyikan, skor tetap bertahan 0-0 sehingga pertandingan harus dilanjutkan ke Babak Perpanjangan Waktu. 
 
Di 15 menit pertama, sebenarnya Persita memiliki peluang yang besar usai salah satu pemain Sriwijaya FC menerima kartu merah karena akumulasi kartu kuning sebelumnya. Saat itulah semangat para Pendekar mulai terpompa dan peluang demi peluang tercipta. Namun rezeki belum juga menghampiri. Diego nyaris membobol dnegan sundulan, namun masih juga gagal. Tercatat, M. Toha juga memiliki tiga peluang emas, tapi tak satupun yang terkonversi jadi gol. 
 
Masih berkutat dengan skor 0-0 hingga Babak Perpanjangan Waktu 2x15 menit, Persita pun harus memasuki drama adu penalti. Annas Fitranto menunjukkan kualitasnya dengan sukses menghalau dua penendang pertama dari Sriwijaya. Sementara dua penendang pertama Persita yakni Diego dan Adit sukses mencetak gol. Asri Akbar, penendang ketiga gagak membobol gawang SFC, disusul Amarzukih yang juga sukses mencetak gol. Kegagalan Asri dibalas dengan gagalnya penendang terakhir Sriwijaya yang tendangannya melebar dari gawang Annas. Hasilnya, Persita unggul 2-3 dari Sriwijaya FC. 
 
Usai pertandingan, Widodo C. Putro mengaku puas dan lega atas kerja keras seluruh pemain dan official dan manajemen Persita. “Kami berterima kasih sangat berterima kasih kepada semua pemain yang sudah bekerja keras. Staff kami, kepelatihan, media, masseur, kitman, yang lain, manajemen terutama Persita yang telah memperhatikan kami dari awal terbentuknya tim ini hingga petang ini dan tentu supporter kami yang tidak lelah berhenti men-support kami. Semua ini atas berkat karunia Yang Maha Kuasa yang telah dilimpahkan pada kita Jadi kami sangat bersyukur,” ujar Widodo yang juga hari ini dirundung duka mengingat kakak perempuannya menghadap Sang Khalik di hari yang sama dengan pertandingan semifinal ini. 
 
“Di satu sisi saya pribadi senang tapi di satu sisi saya sedih karena tadi siang saya ditinggal kakak saya yang nomor empat perempuan. Jadi mugkin habis pertandingan besok pagi saya menuju ke Wonosobo,” tambahnya. 
 
Harus menuai kemenangan usai drama penalti, Widodo mengaku tak pernah menyangsikan kemampuan anak didiknya mengeksekusi penalti. Meski begitu, ia sempat mengaku bahwa pergantian pemain cedera di babak pertama memang diluar rencana strategi. “Ya memang cedera itu kan di luar perkiraan kita. Jadi dua pemain di babak pertama cedera sehingga saya berpikir keras dengan tim pelatih, siapa yang harus diganti. Karena kita sudah punya plan A punya plan B tapi tidak terkait dengan pergantian di babak pertama. Tadi berpikir keras kita akhirnya tadi kita dorong full back kanan, kita masukkan Asri supaya kita mendominasi di penguasaan bolanya. Dan tadi memang ada beberapa peluang tapi sayang tidak terjadi gol. Inilah sepak bola dan kita dapat kemenangan dalam adu pinalti.” 
 
“Kami sudah biasa setelah latihan dari awal dibentuknya tim ini ada penalti. Kami sudah terbiasa dengan itu dan ini hasilnya, Setiap habis latihan ada beberapa pemain yang disuruh menendang penalti dari awal terbentuknya tim ini Jadi dari segi psikis menendang mereka sudah siap,” kata Widodo. 
 
Sementara itu, Egi Melgiansyah selaku perwakilan pemain dan Kapten Tim pun mengaku lega karena bisa mengantarkan timnya lolos ke Liga 1. “Alhamdulilah. Udah enggak bisa diungkapkan lagi. Mungkin ini kekecewaan kita tahun kemarin, alhamdulilah tahun ini kita bisa masuk ke Liga 1. Dan yang jelas kita berterima kasih pada pelatih yang selama ini membina kita latihan sampai sekarang akhirnya kita bisa masuk ke Liga 1. Dan para pemain, staff juga yang sudah bekerja keras di pertandingan tadi pun saya sangat menghargai pengorbanan teman-teman. Dan kemenangan ini yang jelas untuk warga masayarakat Tangerang,” ungkap pemain bernomor punggung 8 ini. 
 
Lanjut Egi, setelah pertandingan ini, pemain akan fokus untuk recovery dan menyongsong babak final dengan prima. “Ya kita menghadapi final nanti kan kita ada recovery juga dengan pelatih kan. Nanti kita atur dengan pelatih untuk bagaimana situasinya, perkembangannya, nanti kita lihat ke depan. Alhamdulilah sangat senanglah. Apalagi waktu itu kita saya dengan beberapa peain ya. Alhamdulilah sekarang bsai. Mungkin tahun kemarin gagal bawa Persita ke Liga 1, tapi alhamdulilah tahun ini bisa bawa Persita naik ke Liga 1. Itu juga berkat pelatih, staff, diluar pemain karena sudah bekerja keras pada pemain.” 
 
Terkait recovery, Widodo menambahkan bahwa yang terpenting adalah mengembalikan kondisi pemain seperti semula. “Kemungkinan ya tetap kita ada fokus untuk pertandingan terakhir, Kita mau ada recovery untuk pemain karena saya lihat pemain cukup kelelahan. Mungkin media tidak tahu kita main di Palembang dengan cuaca yang asap. Jadi itu juga menguras kesehatan kami Jadi kami juga ke sini tadi ada beberapa yang saya kira tidak 100 persen tapi puji Tuhan kita bisa memenangkan pertandingan malam ini.” 
 
Setelah ini, Persita akan melakoni pertandingan babak final Liga 2 2019 pada Senin, 25 November 2019 melawan Persik Kediri di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali. 
 
 

 

 

Go to top