Print this page

DLH Kota Serang Cek Lokasi Pengeboran Sumur Bau Belerang

Kepala dinas lingkungan Hidup kota Serang, Ipiyanto Kepala dinas lingkungan Hidup kota Serang, Ipiyanto

detakbanten.com, KOTA SERANG - Adanya kejadian galian sumur bor yang mengeluarkan bau belerang, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) kota Serang mengecek langsung ke lokasi di lingkungan Temiang, kecamatan Walantaka, kota Serang.

Kepala Dinas (Kadis) Dinas Lingkungan Hidup Kota Serang Ipiyanto mengatakan, mengetahui adanya galian sumur bor yang berbau belerang, pihaknya melakukan pengecekan langsung ke lokasi di lingkungan Teminang, kecamatan Walantaka, Kota Serang.

Ia menambahkan, dengan melakukan berbagai upaya untuk menghindari air yang keluar setinggi 15 meter ke wilayah penduduk, digunakan pipa keni untuk di buang. Tapi ternyata dari pipa keni yang di pasang mengeluarkan suara bising.

"Pipa keni kita pasang ternyata menimbulkan suara bising, akhirnya di lepas kembali karena suara air tersebut keras sekali," kata Kadis DLH Kepada detakbanten, Selasa (13/8/2019).

Menurut Ipiyanto, debit air yang keluar tidak besar, namun tekanan dari bawah udara yang di dalam tanah yang membuat tinggi tekanannya. Hingga saat ini, pihaknya belum memastikan kandungan air yang berbau belerang tersebut apakah mengandung belerang, minyak tanah atau gas.

"Kita ambil sampling air yang di sana, setelah di cium, air tersebut bau cukup menyengat, antara bau belereng seperti bau minyak tanah. Saya sudah menugaskan kepada tim untuk uji lab, nanti hasilnya 5 hari baru bisa diketahui hasilnya seperti apa," terangnya.

Ipiyanto menjelaskan, kejadian pengeboran sumur yang mengeluarkan bau belerang di Walantaka bukanlah pertama kali, Pihaknya akan terus melakukan pengawasan yang ada di wilayah walantaka. Ia menghimbau kepada masyarakat Walantaka dan Developer untuk tidak melakukan pengeboran sumur.

"Nanti kedepan kita buat surat edaran dari pak walikota untuk menghimbau kepada masyarakat dan pihak developer untuk tidak melakukan pengeboran sumur. Ini menyangkut wilayah radius, tidak bisa kita tetapkan seluruh kecamatan Walantaka aktifitas pengeboran sumur, ini akan menimbulkan persoalan bagi masyarakat Walantaka yang membutuhkan air," jelasnya.