Pesantren Albadar Keluhkan Pelayanan PO Bus Hiba Utama

Pesantren Albadar Keluhkan Pelayanan PO Bus Hiba Utama

detakbanten.com BALARAJA -- Pondok pesantren Albadar mengeluhkan pelayanan PO Bus Hiba Utama, karena perusahaan yang bergerak dalam bidang pelayanan transportasi wisata dan transportasi antar jemput karyawan tersebut telah memberikan pelayanan tidak profesional dengan menurunkan penumpang seenaknya. kekecewaan tersebut disampaikan oleh ketua Yayasan Pendidikan Albadar Waesul Kurni kepada wartawan, Senin (23/07/201).

Menurut pria yang pernah menjadi anggota DPRD Kabupaten Tangerang ini, peristiwanya terjadi saat yayasan Albadar menyewa 5 bus Hiba Utama pada Sabtu (21/07/2018) untuk membawa siswa ke salah satu tempat outbond di Serpong, 300 siswa yang merupakan anak yatim binaan sekolah Albadar ini mengeluh, karena saat pulang, sopir bus tersebut memaksa menyuruh anak siswa untuk turun di depan Pasar Gembong, padahal jarak antara pasar Gembong ke sekolah Albadar jauh sekitar dua kilometer.

"Siswa Albadar terpaksa jalan kaki ke sekolah akibat sopir bus tidak menghantarkan ke lokasi, padahal Dengan Tarif Rp 5.350. 000, bus tersebut pihak perusahaan sepakat untuk mengantar pulang pergi dari sekolah ke tempat tujuan outbounding," terangnya.

Menurut Uwes, kekesalannya bukan karena anak-anak harus jalan jauh, tetapi dirinya khawatir akan keselamatan anak-anak didiknya. Terlebih selain masih kecil, saat pulang tersebut waktu mendekati sore hari dimana kendaraan cukup padat.

“Yang saya khawatirkan adalah terjadi kecelakaan terhadap anak didik saya. Bagaimana pertanggungjawaban saya jika terjadi sesuatu pada mereka. Terlebih diantara mereka banyak anak yatim saya kasihan,” kesal Uwes.

Untuk itu Uwes, meminta pihak perusahaan pertanggungjawaban dari pihak perusahaan untuk mengklarifikasi kejadian tersebut termasuk meminta maaf kepada seluruh orang tua wali murid dan pihak sekolah.“Yang kami inginkan adanya tanggungjawab dari pihak perusahaan atas kejadian ini,” tegas Uwes.

Sementara itu Marketing PT Karunia Berkat Abadi, Firman Apriana mengakui adanya peristiwa ini. Kejadian ini kesalahan dari perusahaannya tetapi hanyalah akibat oknum sopir saja. “Ini kesalahan sopir, pihak perusahaan tidak memerintahkan untuk menurunkan di jalan,” jelasnya.

 

 

Go to top