Print this page

⁠⁠⁠Paksakan Murid Bisa Calistung, Izin PAUD Ancam Dicabut

⁠⁠⁠Paksakan Murid Bisa Calistung, Izin PAUD Ancam Dicabut

detakbanten.com Kota TANGERANG - Pembenahan metode pembelajaran pada murid-murid PAUD/TK di Kota Tangerang akan mulai dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kota Tangerang. Salah satunya, guru PAUD/TK tidak diperkenankan memaksakan muridnya harus bisa membaca, menulis dan berhitung (calistung).

Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang, Abduh Surahman mengatakan, kebijakan ini sudah beberapa kali disampaikannya kepada sejumlah guru PAUD/TK di saat-saat ada pertemuan di lingkungan Dinas Pendidikan Kota Tangerang.

"Jika saya menemukan PAUD/TK yang memaksakan anak muridnya untuk bisa calistung, bisa saya cabut izin PAUD/TK-nya," tegas Abduh pada Senin (4/3/2017).

Menurutnya, kebijakan ini dilakukan atas dasar saran pendapat dari tokoh pendidikan, di antaranya, Prof Arief Rachman, Ketua Komnas Perlindungan Anak Kak Seto, Staf Ahli Kemendikbud tentang Pendidikan PAUD Kak Uning, serta Psikolog Anak Elly Risman.

"Para ahli tentang anak itu semua mengatakan jangan paksakan murid PAUD/TK harus bisa calistung, karena efek jangka panjangnya tidak baik untuk anak. Yaitu biasanya anak yang dipaksa bisa calistung cenderung mengalami penurunan prestasi pada jenjang kelas 4 SD seterusnya menurun dan baru bisa bangkit prestasinya pada kelas 2 SMA. Itu pun sangat sedikit yang bisa bangkit prestasinya," ujarnya.

Dijelaskan Abduh, umur balita adalah umur untuk bermain, adapun dalam bermain itu diselipkan pengenalan huruf dan angka itu adalah bagus. Kemudian pada akhirnya saat lulus PAUD/TK dia bisa calistung juga sebetulnya bagus saja. Namun usia tersebut merupakan saatnya pembentukan karakter dan kepribadian anak.

Melalui bermain, anak-anak diajar mengenal nilai mendasar, seperti kejujuran, kemandirian, kepercayaan diri, kerja sama, toleransi, dan menghargai orang lain.

"Yang ditekankan jangan ada pemaksaan harus bisa calistung. Intinya kecerdasan emosional lebih penting untuk jangka panjang anak meraih masa depan dibandingkan kecerdasan intelektual," tambah Abduh.

Di sisi lain banyak orang tua masih berpandangan calistung penting bagi anaknya sebagai bekal untuk pendidikan selanjutnya. Bahkan di beberapa negara lain ada semacam kompetisi kecerdasan bagi anak-anak balita.