Menurut Abah Enem, diusianya yang menginjak 15 tahun, Radio Berkah sudah saatnya direformasi dalam pengelolaannya, tanpa menghilangkan fungsi utamanya sebagai corong Pemda.

"Radio Berkah ini merupakan aset Pemda yang potensial, jika dikelola secara profesional, tidak hanya sebagai sarana pendukung semata tetapi lebih dari itu bisa menjadi salahsatu alat penggerak ekonomi bagi masyarakat Pandeglang," kata Abah Enem kepada Detakbanten.com, Jum'at (25/9/2015).

Menurut penyiar Radio Berkah generasi awal ini (2000 - 2007), untuk bisa berkembang ke arah sana diperlukan langkah terobosan dari pemangku kebijakan, yang didasari dengan niat tulus untuk kemajuan Radio Berkah itu sendiri. Salahsatu langkah itu menurutnya adalah dengan memindahkan tempat.

"Pindah tempat Ini perlu untuk mendekatkan dengan masyarakat dan pendengar. Saat ini kan Radio Berkah tempatnya ada didalam kantor Pemda, kesannya PNS banget (formal) gitu, sementara Radio itu kan harus familiar, dikenal luas semua golongan masyarakat," katanya.

"Idealnya stasiun radio itu berada ditempat yang mudah diakses masyarakat. Ya misalkan di Bale budaya atau di lingkungan Dishubkominfo yang memiliki lahan luas," sambungnya.

Enem mengungkapkan secara teknologi dan peralatan, radio Berkah sudah cukup memadai dan sangat memungkinkan untuk bisa bersaing dengan radio swasta yang komersil, bahkan menurutnya juga siarannya Radio Berkah bisa didengar sampai Puncak Pass Bogor.

"Teknologinya oke, peralatannya lumayan. Pokonya mah tidak kalah dengan radio swasta," bebernya.

"Tinggal dibenahi manajemennya saja. Seperti di Bandung dan Garut, radio Pemda itu pengelolaannya diserahkan ke swasta. Dengan bekerjasama bareng swasta radio tersebut bisa maju dan profesional," tutupnya.