Akibatnya, air tidak dapat mengaliri persawahan milik warga di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Cikeudal, Pageularan dan Cisata.

Salah seorang pemilik sawah, Suhaemi menuturkan kondisi tanah yang dibangun irigasi memang rawan longsor. "Sebelum dibangun irigasi, seharusnya dibangun tembok penahan tanah terlebih dulu agar tanah tidak longsor. Saya harap pemerintah atau dinas terkait segera memperbaikinya," paparnya.

Menanggapi masalah itu Camat Cikeudal Agus Nurjaman mengatakan, ia sudah mengetahui jaringan irigasi yang berada di wilayahnya jebol. Namun ia mengaku tidak ikut mengawasi proses pembangunan.

"Informasi yang saya dapat irigasi tersebut dibangun Dinas Sumber Daya Air dan Permukiman (DSDAP) Provinsi Banten," ungkapnya.

Senanda dengan Suhaemi, sebagai Camat agus juga berharap kepada pemerintah segera memperbaiki irigasi, sebab petani sangat membutuhkan air yang mengaliri irigasi itu.

"Kalau dibiarkan terlalu lama para petani akan kesulitan air, karena saluran irigasinya tidak berfungsi,"jelasnya.