Print this page

Kerajinan Tangan Bejod Magic Bamboo Mendunia

Kerajinan Tangan Bejod Magic Bamboo Mendunia

detakbanten.com LEBAK - Sejak tahun 2010 hingga sekarang, M. Nasir Ali Muhidin salah seorang Pimpinan Pondok Pesantren Al-Furqon yang juga menjabat sebagai Kepala SMP Terbuka 2 Wanasalam, yang berlokasi di Kampung Barengkok Girang, Desa Bejod, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak, Propinsi Banten, melalui kreativitasnya, berhasil membuahkan sebuah inovasi kerajinan tangan dari bahan dasar bambu dengan membentuk sebuah usaha yang bernama Bejod Magic Bambu.



Dari olahan tangannya dibantu dengan tiga orang muridnya, batang demi batang bambu bisa disulap menjadi berbagai macam kreasi kerajinan, beberapa kreasi tersebut diantaranya adalah miniatur rumah pohon, gelas, becak, mobil, sepeda, motor Vespa, perahu Pinisi, baki gelas, kendi, lumbung padi, tas, dan berbagai macam kerajinan lainnya.

Ketika ditemui diruang kerjanya, dirinya tengah sibuk memproduksi pesanan tas dari bahan bambu yang akan kirimnya ke Jerman, Senin (22/10/18).

"Selain sudah bisa menjual ke seluruh Indonesia, kami juga sudah dapat mengirimkan hasil produksi hingga ke beberapa Negara lain, seperti Malaysia, Singapura, Thailan, Japan, Hongkong, China, dan juga Jerman," ujar Nasir.

Sambung Nasir, memang pada awalnya sempat berpikir akan menggunakan kayu sebagai bahan dasarnya, namun hal itu urung dilakukan lantaran harga kayu yang cukup mahal untuk diproduksi, karena itu dirinya beralih menggunakan bahan dari batang bambu, pasalnya selain harganya lebih terjangkau, bambu sangat mudah untuk didapatkan.

Hal ini dilakukan lantaran kualitas bambu di Indonesia sangatlah baik, bahkan setelah dicoba menggunakan bahan dasar ini, produk yang dihasilkan hingga saat ini bisa bertahan cukup lama dengan kualitas yang maksimal.

Produk yang sudah berhasil dijual mulai dari harga yang Rp. 50 ribu hingga jutaan rupiah, serta harga tersebut tergantung motif, ukuran dan tingkat kesulitan dari pengerjaannya.

"Sampai saat ini produk Kami yang sudah berhasil dijual keluar negeri sudah bisa mencapai harga jutaan rupiah, untuk itu saat ini Kami sedang mencari solusi agar dapat menjual sendiri produk Kami langsung keluar negeri, agar bisa menghasilkan nilai jual yang cukup signifikan," ungkap Nasir.

Lanjut Nasir, dirinya berharap dengan adanya dukungan dan support dari pihak media maupun dari Pemkab Lebak dapat membantu meningkatkan angka produksi dan juga nilai jual yang tinggi, sehingga dapat bersaing dipasar dunia kedepannya.