"Aaaaach......Parah Joi!"

"Aaaaach......Parah Joi!"

detaktangsel.com- CELOTEH, Kalimat pendek ini menjadi trade mark atau brand bagi Joi. Melafal kata aaaaach menjadi kebiasaan lelaki yang sempat punya rambut gondrong sebahu itu setiap mengawali pembicaraan. Apalagi bicara soal cewek, pasti meluncur mulus dari sela-sela bibirnya.

Maklum, Joi masih getol melakoni hidup jomblo. Alasannya enggak jelas. Kenapa dia suka ngejomblo. Apa karena enggak laku, atau cewek enggak suka Joi, atau Joi enggak suka cewek.

Akim dan Ichsan, dua kerabatnya. Kedua lelaki ini sama-sama ngejoblo. Tak heran bila mereka ngumpul enggak pernah ngobrolin masalah cewek. Apalagi permasalahan seputar kaum hawa.

Kalau dipikir-pikir, kasihan juga mereka. Tidak punya temen cewek untuk curhat. Untung masih ada Ira. Ia dengan terpaksa mau jadi teman ngobrol mereka, terutama Joi.

Setiap hari Ira dan Joi kepergok lagi ngobrol di bawah pohon kesemek. Isu pun merebak di lingkungan kampus.

"Joi udah pensiun ngejomblo. Joi mulai dekati Ira," tutur Eva, cewek yang ngumpetin sarang kutu di kepalanya dengan menggenakan jiblab.

Gara-gara isu yang di-launching eva, activitas academika heboh. Rekan-rekan, terutama anggota gerombolan yang dipimpin Joi di kampus. gelisah. Mereka takut Joi tidak punya waktu ngurusi proyek Asosiasi Jomblo.

"Aaaaaach.......parah!" seru Joi ketika menghampiri teman-teman lagi kongkow di Kedai Marumi.

Suara dan kalimat pendek yang terdengar itu tidak asing lagi. Eva dan kawan-kawan kaget, juga terkejut. Namun, mereka tidak bisa mengartikulasikan perkataan Joi. Apakah disampaikan karena isu yang berkembang, atau hanya kebiasaannya.

"Hei Joi! Kamu cerah dan berbunga-bunga deh?" tanya Eva bernada menyindir.

Joi pun menjawab seenak udelnya. Sambil garuk-garuk kepala karena kutu atau uban, Joi menjabat tangan temen-temennya.

"Emang, cerah udaranya dan pohon kesemek di rumah sudah berbunga. Kamu kok tahu Va," kata Joi.

Eva yang ngaku punya gacoan wak haji ini hanya tersenyum mendengar jawaban Joi. Cewek asal Bojong Kenyot ini tidak tinggal diam. Ia serang lagi Joi pertanyaan lebih fokus lagi.

"Joi jangan alihkan pembicaraan. Elu sedang dekatin Ira kan, ngaku," kata Eva.

"Aaaaaach........parah!" seru Joi.

"Itu cuma isu. Enggak bener."

"Gue ama Ira ngebahas program gathering yang akan diadakan di Serang. Jadi gue serius ama Ira, jangan diartikan berbagi hati. Gue enggak bisnis kasih sayang, asal tahu elu Eva."

"Aaaaach....boooong elu Joi," sahut Eva yang gagap teknologi itu.

Eva tanpa sadar telah terpengaruh brand Joi, keluarkan kata-kata aaaaaach. Cewek satu ini penasaran atas klarifikasi Joi itu.

Belum puas mendengar jawaban Joi, Eva mencecar Joi dengan pertanyaan yang mengarah pada inti persoalan. Namun, Joi kekeh dan tetap menjawab apa adanya.

Akim menengahi perdebatan antara Eva dan Joi. Begitu pun Ichsan. Eva terpaksa diam. Ia merogok di tas merek gentong, produk home production Pondok Derita di kawasan Bojong Kenyot.

"Joi, gue jadi tangani proyek dokumentasi acara gathering elu?" tanya Akim yang diamini Ichsan."

"Jadi donk Kim, San. Kita tiga hari stay di Serang. Siapin konsepnya," tutur Joi pendek.

"Aaaaaaach........enggak parah kan Joi," sambung Akim.

"Aaaaaach.......parah elu, Kim banyak nanya. Elu siapin konsep dokumentasinya. Jangan banyak nanya."

"Ira ikut donk, Joi."

"Jelas ikut, Ira sekretaris merangkap bendahara."

Pembahasan masalah gathering terus bergulir antara Joi, Akim, dan Ichsan. Sementara Eva manyun. Sekali-kali Eva nyenggir kuda mendengar perbincangan trio kuda liar tersebut.

Eva kehilangan momen membongkar isu Joi pensiun ngejomblo. Isu itu terus berkembang tanpa alur yang jelas dan terarah. Akhirnya Eva menantap Joi penuh kecurigaan. Antara setia menjadi jomblo atau pensiun jadi jomblo.

"Aaaaaaach..........parah elu Joi!" seru Eva.

 

 

Go to top