Setelah sebelumnya menggunakan sketsa wajah dan finger print dari kemendagri, untuk mencari identitas perempuan keturunan Tionghoa tersebut. Pihaknya menggunakan paranormal untuk mencari informasi siapa wanita dalam koper tersebut.
"Belum juga menemukan titik terang mengenai siapa wanita dalam koper tersebut. Namun semua upaya telah kita lakukan. Untuk itu kita kerahkan paranormal atau orang pintar lainnya," ujar Kapolsek Gunungsindur, AKP Agus Suyadi, kemarin.
Selain menyebar sketsa wajah korban, AKP Agus juga mengaku tengah berkoordinasi dengan Polsek Cisauk terkait temuan mayat pria yang dimasukan ke dalam karung, yang ditemukan minggu (03/11) atau sehari setelah temuan mayat perempuan dalam koper di Gunung Sindur.
"Kalau ditanya apakah ada kaitannya atau tidak dengan kasus mayat dalam koper, kita belum bisa pastikan. Kita masih telusuri, dan terus berkoordinasi," terang Agus.
Menurut keterangan dari Polsek Cisauk, korban mayat dalam karung juga memiliki ciri-ciri bermata sipit (warga keurnan,red). Dan penemuannya tidak jauh dengan lokasi temuan mayat dalam koper di Gunung Sindur.
"Cisauk itu tidak jauh dengan Gunung Sindur. Lokasinya temuannya di perbatasan Rumpin dengan Cisauk," katanya.
Ia menambahkan, sempat ada warga asal Bekasi, Jawa Barat yang mengaku kehilangan anggota keluarganya, tapi setelah disebutkan ciri-cirinya, ternyata tidak cocok.
Sejak mayat perempuan dalam koper tersebut ditemukan, polisi terus melakukan upaya untuk mengungkap kasus tersebut. Selain membuka layanan hotline telepon, polisi juga membuat sketsa korban dan menyebarkannya mulai dari sekitar lokasi temuan hingga ke daerah perbatasan Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang.
Karena daerah tersebut, merupakan daerah yang terdekat dengan wilayah Gunungsindur. Namun, hingga sepekan pasca temuan mayat tersebut, polisi belum berhasil mengungkap identitas dan menangkap pelaku pembunuhan sadis tersebut.
"Semua kita upayakan untuk mengungkap kasus ini. Agar mudah dikenali, kita buat sektsa wajah korban dan di sebarkan ke masyarakat. Sudah empat warga yang mengaku kehilangan anggota keluarganya, tapi sejauh ini belum ada yang cocok ciri-cirinya," kata Didik.
Selain membuat dan menyebar sketsa wajah korban, polisi juga memeriksa sidik jari korban dan bekerjasama dengan pihak Kemendagri untuk mencocokan sidik jari korban dengan data sidik jari di E-KTP.
"Kita lakukan uji sidik jari menggunakan alat finger print milik Kementerian Dalam Negeri. Kita lakukan pencocokan dengan data sidik jari E-KTP. Tapi hasilnya masih nihil karena sidik jari korban sudah rusak," ungkap Kasat Reskrim Polres Bogor, AKP Didik Purwanto.
Ia mengatakan, pencocokan sidik jari menggunakan alat milik Kementerian Dalam Negeri dilakukan untuk mengungkap identitas korban. Namun, alat untuk mengecek sidik jari belum berhasil mengungkap identitas wanita dalam koper itu.
"Kemungkinan lain, korban belum memiliki E-KTP jadi tidak terdeteksi alat tersebut," ujarnya.
Menurut Didik, jika ternyata menggunakan alat E-KTP belum bisa mengungkap identitas korban. Pihaknya akan menggunakan rumus sidik jari untuk mengetahui identitas korban. "Segala upaya akan kita lakukan untuk mengungkap identitas korban," imbuhnya
Sementara untuk mengungkap kasus tersebut, polisi hingga kini masih melakukan pengembangan dari barang bukti yang ditemukan di lokasi dan keterangan lima orang saksi.
SD (25), warga sekitar yang sempat dimintai keterangan oleh kepolisian,dan mengaku sempat melihat dua pria mencurigakan tengah berada di lokasi kejadian pada Kamis (31/10) atau dua hari sebelum mayat perempuan dalam koper tersebut ditemukan.
Berdasarkan keterangan sementara yang didapat dari SD, dua pria mencurigakan tersebut memiliki ciri-ciri antaralain, berkulit putih, bermata sipit dan menggunakan mobil sejenis Avanza. Tapi sayang, SD mengaku tidak tahu nomor polisi mobil tersebut.
"Kita terus kembangkan keterangan saksi ini dan kenali ciri-ciri dua pria mencurigakan tersebut. Saksi juga tidak ingat nomor polisinya. Menurut saksi, kedua orang itu sempat berendam di lokasi temuan mayat," kata AKP Budi, Kanit Reskrim Polsek Gunungsindur saat dikonfirmasi wartawan.
Sekedar diketahui, berdasarkan hasil identifikasi, mayat wanita dalam koper tersebut diduga sudah lebih dari satu hari berada di Kali Cinyurup. Hal tersebut diketahui dari kondisi jenazah yang sudah membengkak saat ditemukan.
"Dilihat dari kondisinya, diduga jenazah sudah lebih dari sehari berada di lokasi," kata AKP Budi beberapa waktu lalu.
Seperti diketahui, koper pakaian berwarna coklat berisi mayat seorang perempuan ditemukan di Kali Cinyurug, Desa Cibadung RT 01/03, Kecamatan Gunungsindur, Kabupaten Bogor, Sabtu (02/11) pagi.
Di tubuh perempuan berwajah keturunan Tionghoa tersebut ditemukan Lebih dari 3 luka tusukan di bagian leher, dada dan bahu. Saat ditemukan, perempuan tanpa identitas tersebut, menggunakan daster warna cokelat dengan motif bunga-bunga berwarna hijau dan bercelana dalam warna merah terang.
Selain itu perempuan yang diperkirakan berusia sekitar 35 tahun tersebut menggunakan anting-anting perak berbentuk hati, menggunakan pewarna kuku berwarna merah terang di kuku kaki dan tangannya dan memiliki tahi lalat di perutnya.
Berdasarkan hasil identifikasi tim forensik RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur diketahui kalau perempuan yang memiliki rambut lumayan panjang tersebut memiliki wajah bulat, mata sipit, hidung tidak mancung dan berkulit putih.
Melalui hasil identifikasi kemudian polisi membuat sketsa wajah korban dan disebar kepada masyarakat di sekittar Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor dan sekitarnya seperti Kabupaten Tangerang dan pinggiran Kota Tangerang Selatan serta Depok. (rul)